Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menikmati Suasana Damainya Sanggar Darimu, Bokol yang Penuh Karya Seni Lokal

Sanggar Dari Bokol
Hallo, Guys, jumpa lagi dengan saya. Dan kali ini langsung saja ya, saya akan menceritakan tentang pengalaman bermain di Sanggar Darimu, Desa Bokol, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.

Sanggar Darimu? Itu apa  ya? 

Awal-awal saya mendengarnya beberapa tahun yang lalu, saya merasa aneh, kok namanya Sanggar Darimu? Maksudnya apa? Hingga akhirnya kami berkesempatan untuk berkunjung ke sana dalam Program Jalan Bareng GenPI Purbalingga. Saya, Pak Suami dan Mas Bangkit akhirnya bisa menilik Sanggar Darimu yang terkenal di Desa Bokol ini.

Rute perjalanan

Desa Bokol itu terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Purbalingga dengan Kabupaten Banyumas. Sehingga jalan di sini cukup ramai dilalui kendaraan dan banyak mobil-mobil bermuatan besar yang melintasi jalan ini. Pesan saya sih, enggak usah ngebut-ngebut kalau lewat jalan perbatasan Purbalingga - Banyumas.

Sanggar Darimu sendiri ini terletak di tengah sawah. Di jalan besar ada plang 'Sanggar Darimu', kemudian kita masuk jalan setapak yang sudah dicor, kanan kiri sawah. Kendaraan roda dua dan empat bisa masuk tapi tidak bisa berpas-pasan. Sedangkan jarak dari jalan raya kurang lebih 500 meter.

Sanggar Darimu

www.erycorners.com
Homestay yang ada di Sanggar Darimu

Tiba di lokasi kami disambut dengan homestay sederhana dan beberapa bangunan mirip gazebo yang memang disebut sebagai sanggar, terbuat dari dinding-dinding anyaman bambu. Di depannya terdapat area yang cukup lapang untuk memarkirkan kendaraan. Sampai di tempat parkir kami tidak sabar untuk masuk ke salah satu sanggar dan bertemu dengan teman yang sudah menunggu. Kami duduk di salah satu sanggar sambil ngobrol ngalor ngidul. Kemudian tak berapa lama datanglah minuman khas yaitu badeg atau air nira kelapa yang sudah dimasak. Ya, sama dengan yang waktu saya datang ke Tampomas, Banjarnegara, juga disuguhi air badeg. Rasanya memang maknyoosss.

www.erycorners.com
Pelataran yang cukup luas


www.erycorners.com
Ini air minum badeg alias nira kelapa

Kemudian di sanggar yang satunya terdapat peralatan musik tradisional. Gamelan atau gendhingan yang sedang dimainkan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak setempat. Kebanyakan memang dimainkan oleh orang yang sudah berumur. Mereka tetap semangat untuk melestarikan budaya yang ada di desanya. Meski zaman sudah modern, musik digital juga sudah bisa diakses, tapi mereka tetap gigih dan percaya, "Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan meneruskannya?"




Setelah cukup puas melihat permainan musik tradisional, saya kembali bergabung dengan Pak Suami dan Mas Bangkit serta Mas Dwi, pemilik Sanggar Darimu di sanggar sebelahnya. Di sini kami mengobrol ngalor ngidul tentang dunia pariwisata yang ada di Purbalingga. Dan Mas Dwi menceritakan awal mula Sanggar Darimu itu berdiri tahun 2009. Ternyata sudah cukup lama. Dari tahun tersebut mulai merintis tentu banyak hambatan, sebelumnya memang hanya sebuah sanggar untuk bermain seni. Entah itu musik tradisional, lukis atau menyablon model cukil. Namun seiring jalannya waktu, di sini juga tersedia kuliner yang bisa dinikmati. Meskipun kuliner ini hanya pelengkap saja. Karena yang masak itu dari Ibunda Mas Dwi sendiri. Menunya juga dari hari ke hari berbeda-beda. Sesuai ada apa yang terdapat di dapurnya. Namun, hal itu menjadi hal yang sangat unik dan menarik karena kita tidak tahu ada makanan apa di sini. Dan yang jelas, rasanya enak.

Baca juga: 

www.erycorners.com
Salah satu lukisan yang terdapat di Sanggar Darimu

www.erycorners.com
Beberapa hasil karya lukis dari anak-anak yang ikut workshop juga dipajang di sanggar

Setelah bercerita tentang awal berdirinya, saya penasaran dong, “Kenapa ini disebut sebagai ‘Sanggar Darimu’?”
“Ya, Darimu,” jawab Mas Dwi.

‘Darimu’ di sini merupakan makna yang sangat dalam, karena dimaksudkan ‘Darimu Tuhan Sang Pencipta dan Penguasa Alam Semesta’. Iya, maksud dari Mas Dwi begitu, adanya sanggar ini karena memang sudah kehendak dari Yang Maha Kuasa.

www.erycorners.com
Tempat air minumnya juga masih unik nih, kalau di daerah kami namanya gogok

Suasana Sanggar Darimu

Sungguh terasa nyaman, damai, tenang dan tentram di sini. Membuat siapa saja yang berkunjung merasa betah dan sangat kerasan. Bahkan enggan untuk beranjak pergi. Dan tak heran, di sini selalu menjadi tempat untuk beristirahat orang-orang yang sudah lelah, entah sudah bekerja seharian, atau ingin liburan di akhir pekan di homestay. Menurut cerita dari Mas Dwi pernah ada tamu yang datang itu jam 3 pagi. Dan mau tidak mau, Mas Dwi tentu menyambutnya dengan ramah.

www.erycorners.com
Duduk begini, bersandar dan diterpa semilir angin, rasanya itu mendamaikan banget

www.erycorners.com
Atau sambil duduk begini, nyes banget rasanya


Dan tak terasa pula waktu jua yang harus memisahkan pertemuan kami. Tanpa sadar sudah sore, Guys. Asli asyik banget ngobrol di sini. Duduk-duduk sambil makan dan ditambah hembusan angin semilir. Kalau tidak ada acara selanjutnya, tentu kami akan lama sekali di sini. Tapi agenda (sok sibuk banget asli) kami selanjutnya masih harus dilaksanakan. Dan kami harus pamit.

www.erycorners.com
Rumah Mas Dwi yang sangat nyentrik dan nyeni

www.erycorners.com
Contoh design untuk sablon cukil

Sebelum pamit, kami membayar makanan yang sudah kami makan. Dan itu masuk ke halaman rumah dari Mas Dwi. Sungguh unik pelataran di sini, bahkan terdapat design dari Sablon Cukil. Dan siapa saja yang ingin latihan di sini, bisa banget langsung menghubungi Mas Dwi pemilik Sanggar Darimu, Desa Bokol, Kecamatan Kemangkon.

Dari kiri: Mas Dwi, saya dan Mas Bangkit

www.erycorners.com
Wefie dulu sebelum pulang

Dan, ya, kami lanjutkan perjalanan selanjutnya, ke tempat yang tidak kalah menarik dari sini. Tunggu cerita selanjutnya tentang petualangan kami, ya. Sampai jumpa dan terima kasih.

Sanggar Darimu, Bokol
Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga
Jawa Tengah
Mas Dwi: 0857 0098 0007
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

59 comments for "Menikmati Suasana Damainya Sanggar Darimu, Bokol yang Penuh Karya Seni Lokal"

  1. Darimu jika itu merujuk kepada Tuhan harusnya M nya huruf besar ya. Tapi tak apalah yang penting sama sama paham.
    Wah saya juga ada keinginan membuat sanggar seperti ini di kampung saya. Biar me jadi tempat wisata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, awalnya memang untuk ditujukan ke Tuhan. Tapi setelah menjadi destinasi wisata, menjadi lebih terkenal dengan sebutan 'Sanggar Darimu' dengan tulisan yang biasa saja. Ayoo buat Mas Djangkaru..

      Delete
  2. Homestay kapasitas berapa org mbak? Apabila ada rombongan sekolah ingin belajar ttg kesenian di sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Homestay kapasitas kurang lebih 10 orang. Tetapi kalau sampai 20 orang, sanggarnya pun bisa dipakai sebagai homestay karena bisa tertutup rapat.

      Waah kalau acara sekolah belajar seni, bisa banget tuh, Mbak.

      Langsung saja contact Mas Dwi no HP itu.

      Delete
  3. Salut bagi mereka yang punya dedikasi terus membangun kreativitas seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Bang Day.. mereka tetep konsisten dan semangat untuk melestarikan budaya lokal.

      Delete
  4. Rasanya sudah lama banget nggak menonton musik tradisional gamelan. Memang warisan budaya seperti ini kudu dilestarikan. Kalau bukan kita, lalu siapa? Dan aku merasa ketabok karena nggak kunjung hafal tembang-tembangnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga gak hafal, Mbak. Di daerah saya juga udah jarang main gendhingan. Nah di Purbalingga salah satunya ini di Desa Bokol.

      Delete
  5. Konsep Sanggar Darimu memang kece ya Ery. Betah banget seharian di situ, apalagi kalau pas dengar langsung warga latihan gendingan. mantuuulll

    ReplyDelete
  6. Kalau banyak sanggar seperti ini, saya optimis budaya lokal akan terus ada di tengah derasnya budaya modern. Salut deh yang buat yang mendirikan sanggar ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mba Myra, kalau di daerah masih ada begini, budaya lokal akan tetap ada meski zaman udah berubah

      Delete
  7. Duh, ini sih surgaaaa banget buat penggemar art!
    Kapan2 deh aku mau ajakin anak dan ponakanku ke sini
    mereka demen buangeettt art kayak gini
    https://bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak.. bagi yang mencintai art itu bakalan betah banget di sini. Orang saya yang biasa aja juga bisa menikmatinya

      Delete
  8. hAHAHA iya aku pas baca awal ngira dikau salah nulis mba. Soalnya unik ya namanya sanggar darimu :) Senang banget terasa nyaman berada disini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahhaha, saya aja yang orang Purbalingga, pas denger pertama kali juga agak aneh. Sanggar Darimu? Enggak salah? Eh, ternyata beneran ada.

      Delete
  9. Enak nih buat ngadem. Suasananya khas pedesaan. Btw, itu minuman Badeg emang bau ya? Seingatku minuman sejenis itu emang baunya menyengat. Aku gak doyan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, suasanaya adem. Badeg memang agak bau. Apalagi kalau belum dimasak. Tapi kalau sudah masak, itu bisa dinikmati meski ada sedikit bau khasnya.

      Delete
  10. unik ya namanya sanggar darimu... ya darimu :)
    seneng banget bisa nikmati suasana asri pedesaan dengan nuansa tradisional yg kental. bikin adem hati ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Namanya unik dan enggak nyangka aja akan dikasih nama seperti itu. Tapi yang penting suasana di situ, tu, enak banget.

      Delete
  11. Wah, tempatnya asik banget kayaknya buat belajar kesenian sekaligus "kabur" dari kesibukan. Betewe, aku penasaran sama air badeg ini. Air badeg itu sama ngga dengan legen? Kalau legen aku udah pernah nyoba..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yupz, betul, tempat kabur dari rutinitas yang menjenuhkan. Badeg dengan legen beda, tapi sama. Aduh gimana ya. Kalau badeg itu dari pohon kelapa atau aren, kalau legen, dari pohon siwalan. Buahnya mirip buah kelapa tapi kecil-kecil banget itu kalau siwalan. Dan airnya sama-sama diambil dari bunga atau manggarnya, baik kelapa atau pun siwalan.

      Delete
  12. Namanya unik ya Mbak Ery.. Purbalingga ini keren, masih menjunjung tinggi kesenian lokal sekitar. Tapi terus kalau menuju sanggar, kalau nggak bisa papasan gitu, berarti mending jangan naik mobil ya Mbak ke sananya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naik mobil gpp, nanti yang dari arah Sanggar Darimu, biasanya akan mengalah untuk mundur ke parkiran. Kalau enggak naik mobil, naik sepeda motor ya itu lebih praktis juga, Mbak.

      Delete
  13. Tempatnya di alam terbuka gini sukak banget! Bisa liburan sambil menikmati alam ya, mak. Selain permainan musik tradisional, apa ada seni lukis nggak untuk anak gitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, Mbak. Itu lukisan yang terpajang, juga salah satu hasil karya lukis anak-anak. Karena ada juga anak-anak yang suka melukis.

      Delete
  14. Wah, aku udah ketemu nih sama si mas ini! Kaos -kaosnya keren, waktu itu ketemu di acara Kemenperind. Ternyata di sini toh sanggarnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.. ternyata malahan Mbak Tanti sudah pernah ketemu duluan sama Mas Dwi. Iya, kaosnya memang keren-keren. Iya, Mbak, di sini sanggarnya, main ke Purbalingga, Mbak.

      Delete
  15. Suasana nya bikin adem dan betah nih, asri pedesaan banget yah cocok buat healing / menenangkan diri nih

    ReplyDelete
  16. Fix tempatnya sangat bikin pengen liburan di sana, damai, tentram, sejuk, cocok lah buat pelepas lelah dan stres sisaan dari ibukota

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yupz, setuju banget deh untuk melepas penat, ke sanggar ini aja

      Delete
  17. Senang banget ada teman-teman idealis yang mau mempertahankan budaya daerah kita, keren..semoga makin berkembang ya,pengen main ke sana juga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. saya juga berharap Sanggar Darimu terus berkembang karena jarang-jarang begini. Ayo, Mbak, main ke Purbalingga.

      Delete
  18. Mau lihat lansung Dan ngerasain feelny deh mba pasti desa bnget Dan adrm gitu yaa next mesti ini
    d jadwalkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, adem, dan damai banget rasanya. Yupz,segera diagendakan ;)

      Delete
  19. Terbayang damainya jika bisa berada di tempat itu, Mbak. Menikmati keindahan alam sambil menikmati pertunjukan seni. Betah banget ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bikin betah dan silir-silir angin bikin ngantuk, pengen tidur jadinya. Hahhaha

      Delete
  20. Bagus banget penamaan Sanggar Darimu ini ya. Tempatnya adem dan enak banget buat mencari inspirasi mau lukis2 apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, adem dan bisa menuangkan ide. Cocok banget buat nyantai juga.

      Delete
  21. Wahh unik banget sanggar seninya mba. Namanya juga unik. Hehehe.duhh tahu gitu ikutan ya mba, aku gak terlalu paham seni sihh makanya mau tahu lebih banyak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti kalau kita ada agenda jalan lagi, aku kabarin di grup. Aku juga bukan orang yang paham akan seni.

      Delete
  22. Masyaa Allah mbak itu tempatnya nikmat banget. Dipinggir sawah. Habis makan kena angin semilir bisa langsung rebahan. Tidur dengan pulas kalau aku, Mbak hehehe. Kalau ada homestay benar-benar enak nih. Bisa menginap di sini sepuasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semilir angin itu bikin ngantuk. Sampai-sampai Mas Bangkit aja itu menguap beberapa kali, diajak ngobrol jadi gak fokus karena ngantuk, hahahaha

      Delete
  23. Paling suka pergi ke destinasi dengan nuansa desa.
    Mengingatkan akan masa kecil yang indah.
    Berlarian di pematang sawah, mandi di sungai dan banyak lagi.

    Iyes, aku bisa merasakannya melalui tulisan mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak.. membuka kembali memory kita di jaman kecil yang masih sangat alami. Hehehe

      Delete
  24. Wah, air minum dari kendi pasti seger banget. Waktu kecil tempat air di rumahku kayak gitu. Btw, aku setuju nama sanggarnya unik sekali. Dan ternyata artinya dalem banget. Pinter cari inspirasi namanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mas Dwi ada aja idenya.

      Air minum dari kendi itu menyegarkan banget, dan sekarang udah jarang yang punya ya, Mbak.

      Delete
  25. Unik banget ya nama sanggarnya. Sekilas orang-orang akan bingung apanya yang darimu eh ternyata memang namanya Darimu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awal-awal saya dengar juga merasa aneh. Tapi setelah beberapa kali dengar dan baca, memang benar namanya Sanggar Darimu.

      Delete
  26. Enggak sanggarnya, penginapannya, rumah ownernya unik ya hehe :D
    Owalah ternyata nama "Darimu" lebih karena merujuk ke Sang Pencipta yaaa, kirain tadinya mu-nya lebih ke org2 pengunjung yang datang hehe :D
    Menarik mbak untuk dikunjungi :D TFS

    ReplyDelete
  27. wah di pendesaan mah enak buat ngadem ya, masih asri

    ReplyDelete
  28. Suasananya ..alami banget..terlihat tenang. Jadi tempat refreshing..dari rutinitas .tapi juga ada edukasi budayanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi bukan hanya menghilangkan penat, tetapi juga bisa belajar tentang budaya dan seni di sini

      Delete
  29. Sanggar Darimu yang unik. Kalau mau belajar melukis dalam sekali datang gitu bisakah, mba? atau ada kelas seni reguler?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kelas reguler, secara tercatat memang tidak ada. Tetapi, biasanya mereka datang pas hari Minggu untuk belajar, biar bisa datang ramai-ramai, apalagi kalau orang atau anak-anak yang weekdaynya sibuk. Mereka akan meluangkannya di hari Minggu.

      Delete
  30. Baru tahu kalo kendi tu nama lainnya adalah gogok.

    ReplyDelete