Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Please, Stop Bullying!

Please, stop bullying!
Disclaimer:
Tulisan yang saya buat ini berdasarkan tulisan pribadi Bukan dari Orang yang Ahli Psikolog. Namun bertujuan untuk memotivasi orang yang kena bully agar tetap semangat menjalani hidup dan terus berkarya.”

Sebenarnya sudah dari dulu ingin menuliskan tentang pengalaman hidup ini sejak lama tapi baru bisa hari ini. Dari dulu itu maju mundur. Iya, nulis atau tidak. Dan hari ini saya beranikan diri untuk menulisnya. Karena apa? Karena akhir-akhir ini saya sering melihat dan mendengar tentang korban bullying dari sesama, atau bahkan dari temannya sendiri.

Dari kecil saya sudah sering menerima judge yang beraneka ragam. Dijauhi orang-orang pernah, dicemooh juga pernah. Yang paling menyakitkan ialah ketika dijudge dari orang-orang yang katanya masih keluarga sendiri. Berbicara dengan lantang mendeskritkan akan sesuatu tanpa memikirkan apa efek yang bisa dialami oleh seorang anak kecil.

Untungnya saya bisa bertahan dengan diam meski rasanya tertekan. Dan ya, hingga dewasa atau umur dua puluh tahunan saya baru mulai belajar untuk keluar dari bayang-bayang judge orang, meski belum berhasil 100%. Mencoba keluar dari zona tentang cap atau label tentang diri ini.

Sebagian orang menganggap itu hanya hal sepele, ya, katanya wajar kalau ada orang yang dibicarakan atau dijauhi. Tapi bagi diri saya, tidak! Itu sangat berpengaruh terhadap mental saya. Dulu, saya menjadi orang yang sangat minderan, apa-apa takut, bahkan sampai saat ini saya masih belum bisa percaya diri dengan baik. Terkadang, ingin melakukan sesuatu saya harus berulang-ulang tanya pada diri sendiri, “Ini baik apa enggak ya? Nanti komentar orang bagaimana? Kalau komentarnya negatif bagaimana? Apakah saya sanggup?” Begitu terus pertanyaan itu akan muncul di kepala saya.

So, kita sebagai individu, alangkah baiknya kita tidak perlu saling membully satu sama lainnya. Toh mereka ketika memiliki kekurangan bukan kehendak mereka. Dan belum tentu juga yang kita bully lebih buruk dari kita. Bisa jadi sebaliknya.

www.erycorners.com

Selain itu, dampak yang diterima orang yang dibully juga sangat berbahaya, di antaranya:

1. Rendah diri atau minder
Jelas sangat terasa orang yang dibully akan sulit untuk bergaul, tidak punya teman, perasaan minder makin besar. Dulu saya pernah mengalaminya. Saya enggan bertemu dengan teman-teman, dan lebih baik berdiam diri di kamar. Malas bertemu dengan orang-orang karena ujung-ujungnya hanya dikata-katain.

2. Gangguan mental
Rasa percaya diri sudah hilang, itu akan berimbas ke gangguan mental. Mau melakukan sesuatu sudah takut duluan. Maju di depan kelas untuk menjawab pertanyaan dari guru saja rasanya sudah gemeteran. Belum lagi kalau bertemu dengan orang dengan jumlah banyak seperti ketika kumpul keluarga, rasa tidak nyaman sangat terasa.

Baca juga: Karena Aku Pernah Mengalaminya

3. Suka menyendiri
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, dulu saya lebih baik diam diri di kamar. Iya, korban bullying akan menyukai sendirian daripada di tempat ramai yang nantinya menyakitkan. Sendiri itu lebih menyenangkan meskipun rasa ingin bermain di luar itu ada.

Baca juga: Menangis Pilu dalam Keramaian

4. Merasa tertekan atau depresi
Sering dicap sebagai orang yang tidak baik, atau label sesuatu yang negatif, dijauhi teman-teman. Hal ini menyebabkan tekanan batin pada orang yang dibully, malah kalau terus-terusan bisa depresi. Dari depresi itu bisa fatal akibatnya. Orang yang terkena bullying bisa jadi stress, linglung, atau malah nekad melakukan tindakan negatif sampai meregang nyawa.

Dari hal-hal di atas, alangkah baiknya kita memang tidak turut menjerumuskan orang lain ke hal yang negatif. Mungkin orang lain salah, tapi kita tidak berhak menghakimi dengan membullynya. Akan lebih mulia lagi, kalau kita turut membantu untuk memperbaiki kesalahannya. Membimbing dia yang di mata kita salah agar menjadi lebih baik. Bukan malah dicemooh atau dijauhi. Dan saya, semoga saja kita bisa melakukannya, khususnya saya, semoga tidak termasuk orang yang suka membully, meski dulu pernah dibully.

www.erycorners.com

Dan bagi korban bully, sudah saatnya kita move on, jangan minder, meski orang mengatakan hal-hal negatif tentang kita. Yuk, atasi bullying mulai diri sendiri dengan mengambil beberapa sikap, seperti:

1. Belajar cuek terhadap komentar nyinyir orang lain
Agak berat sih untuk bersikap bodoamat atau cuek dengan apa kata orang. Tapi mulai dari hati kita untuk tidak peduli dengan nyinyiran orang lain, akan membuat hidup kita lebih tenang dan tidak minder.

2. Tetap fokus pada tujuan hidup kita
Setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Kalau tujuan kita memang baik dan banyak yang mencemoohnya, abaikan saja. Anggap saja itu suara angin yang sedang berdesis. Lebih baik kita fokus untuk tujuan yang kita impikan, step by step.

3. Tetap semangat menjalani aktivitas walau tak ada teman
Ketika teman juga menjauhi, tidak masalah. Karena langkah-langkah kita itu teriring dari semangat dalam diri. Kalau teman-teman menjauhi karena kita memiliki kekurangan, biarkan saja. Biarkan mereka pergi, tidak akan pernah menjadi masalah, yang menjadi masalah itu ketika semangat untuk menjalani hidup sudah tidak ada lagi.

4. Curhat dengan orang  yang tepat
Bullying memang tidak bisa dianggap sepele, kalau kita sudah melawannya, namun tetap saja masih merasa tertekan, ada baiknya kita mencari solusi dari orang lain yang tepat. Mungkin dari orang tua, atau bisa jadi langsung ke ahli psikiater. Biar mental kita tetap kuat dan kita merasa lega setelah mengeluarkan unek-unek.

5. Sabar
Hal yang paling umum tentunya sabar. Meskipun dihina, dicacimaki, dicemooh dan lain sebagainya, kita harus tetap sabar, jangan sampai terprovokasi. Karena orang yang sedang marah-marah ke kita, akan senang jika kita bereaksi. Kalau kita menghadapinya dengan sabar, mereka malah bisa jengkel sendiri. Bersikap sabar memang sangat sulit, karena saya juga belum bisa sepenuhnya. Tapi, apa salahnya untuk mencoba dan terus mencoba bersabar.


Dari keberanian sikap yang kita ambil tersebut, perlahan kepercayaan diri akan tumbuh. Sedikit demi sedikit dan rasa takut, tertekan, perlahan pun akan hilang.

Semoga kita bisa menata hati agar tetap bisa sabar dan fokus. Dan paling penting, semoga bisa menjaga lisan dan tangan untuk tidak membully terhadap sesama.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermafaat untuk kita semua. Bagi teman-teman yang memiliki saran atau tips untuk mencegah bullying, bisa banget share di kolom komentar. Okay, sampai di sini dulu, dan sampai jumpa.
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

27 comments for "Please, Stop Bullying!"

  1. Artis korea aja sampe bunuh diri yah karena gak tahan dibuli... duh kejamnya

    ReplyDelete
  2. Bullying memang dampak negatifnya luar biasa ya Mba.
    Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan, kesabaran dan ketabahan yak.
    termasuk dlm mendampingi buah hati
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  3. aku pun mengalamiaya mbak :(( sabar memang kuncinya, tak mdh emang, tapi ya mau gimana lagi. Dibawa jalan-jalan ke tempat yang jauh, nge-mall sampe belanja banyak, juga gak mempan mengusir bayang trauma saat mengingat di mana kita diejek atau difitnah.

    ReplyDelete
  4. Baca ini sambil inget kasusnya Sulli :(
    Syukurnya sekarang-sekarang uda banyak influencer yang mengedukasi untuk stop hate comment. Memberitahukan efek efek sampingnya, sama seprti yang dijabarkan sama blog ini.
    Semoga kedepannya, kita semakin cerdas ya menyikapi kasus bullying ini. Sedih banget soalnya kalau sampe ada nyawa yang melayang gegara ini.

    ReplyDelete
  5. Aku dulu pernah dibully tapi memang gak parah. Mungkin karena kustrong. Tapi pernah juga muncul pikiran jahat buat bully balik. Tapi ya apa bedanya saya sama dia ya? Gak ada

    ReplyDelete
  6. Sedih bacanyaaa Ery :( peluuuk Ery
    Aku bersyukur punya orangtua yang sangat sangat sangat support dan memberikan suntikan semangat untuk maju luaaar biasa! (Al fatehah untuk almarhum )

    Aku pernah nyaris jadi korban bully saat pindah ke SMAN di Jakarta. Apa yang Ibuku lakukan?
    beliau mengorbankan uang belanja dan mentraktir anak satu kelas makan di dekat rumahku, mengorbankan waktu mengantar jemput aku di sekolah, merelakan uang dll untuk aku agar aku les beladiri - les tari - les pelajaran yang susah susah...

    Benar, jadikan seseorang yang dipercaya menjadi teman curhat, dan berpegang erat pada satu kondisi, untuk pijakan saat tanah di sekeliling mulai retak. Sekali lagi, pantau sekitar agar anak anak terhindar dari bullying. TFS

    ReplyDelete
  7. TFS mb erry..memang perlu makin banyak share tentang isu ini. karena bully zaman now makin kejam.

    ReplyDelete
  8. Sedih banget kalo denger kasus bulliying. Gara2 bully, orang akan merasa dirinya tidak berharga, drop dan bisa bisa sampai depresi :(.

    ReplyDelete
  9. Sama kayak komennya Mak Tanti, saya juga jadi sedih bacanya :( nggak kebayang gimana itu yang namanya semangat menjalani aktivitas meski ada nggak ada teman. Jujur saja sejak dulu saya selalu dikelilingi teman-teman yang baik dan alhamdulillah di keluarga juga nggak ada yang suka bully. Tetap semangat ya Mbak Ery, peluk jauuh.

    ReplyDelete
  10. kadang pelaku bullying gak sadar kalau bs membuat nyawa seseorang di ujung tanduk. dibully kan bs membuat depresi dan keinginan mengakhiri hidup. semoga banyak yg sadar akan hal ini

    ReplyDelete
  11. Sempat mengalami pas SD dan Alhamdulillah bisa mengatasinya, tapi memang harus aware sama anak-anak rajin komunikasi biar ngga kejadian lagi, pahit...

    ReplyDelete
  12. Peluuuk Ery dari jauh, tapi nggak terlihat kalo dirimu pernah jadi korban bully masa kecil. Tandanya udah bisa memaafkan ya, semoga.

    Aku sendiri waktu kecil tergolong anak dengan sifat kurang pede alias minder. Dan itu sampai sekolah tingkat SMP. Justru aku bangkit karna ada yang ngomong langsung ke aku, tapi bukan bully. Dia malah kayak kasih suport gitu agar aku berubah. Kehadiran teman memang kadang bisa jadi penolong yang mengubah kekurangan diri jadi lebih baik

    ReplyDelete
  13. Aduh beneran deh bully ini emang harus banget di STOP! Karena belum lama anaknya temenku di bully di sekolah, dan anaknya sekarang stress kalau mau ke sekolah jadi takut. Sampai anaknya temenku itu menggunting rambutnya di rumah, aku yang denger ceritanya aja kesel banget. Peran orang tua nih penting banget deh, walau memang sih kadang anak-anak itu gak bisa dikontrol saat di sekolah tapi kalau lingkungan rumah memberikan rasa nyaman pasti anak-anak yang suka bully ini jadi bisa berubah.

    ReplyDelete
  14. aku juga korban bullying sih sesungguhnya, dari keluarga, temen-temen sekolah hahaha kalo inget tuh ya masa-masa itu aku gak ngeh kalo itu bullying namanya, kupikir biasa aja, tapi iya aku ngerasa gak nyaman setiap mereka melakukan bullying, entah secara ucapan yang menyinggung fisik ataupun tindakan fisik

    ReplyDelete
  15. fighting! sesama korban bullying. bersyukur dengan bantuan orang terdekat, dampak bullying bisa berkurang walo tak bisa hilang sama sekali. setidaknya kita jadi lebih bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia :)

    ReplyDelete
  16. Bullying itu kadang sadar atau tidak bisa berakibat panjang ya mak.

    Pelukkkkkkkk

    Yang sabar ya, mak. Kita tetap semangat menjalani hidup. Kadang kita ga tau apa yang Allah maksud kenapa harus melewati ini.

    Semangaaaaat

    ReplyDelete
  17. Saya dari dulu tidak pernah membiarkan diri saya sendiri dibully. Biasanya segera memperbaiki diri dan membuat diri aibuk untuk melakukan hal-hal positif juga berprestasi. Lama-lama mereka akan berhenti seiring percaya diri dan prestasi yang kita raih.

    ReplyDelete
  18. Bully oh bully, apalagi zaman sekarang, "jari nitijen kejem-kejem" :( Kenbayang yang gak kuat secara mental bisa depresi bahkan bunuh diri hiks :(
    Makanya kalau ada yg curhat di medsos mending diem aja gk berani komen apa2 akhirnya...
    Moga kita dijauhkan dari membully orang yaaa.

    ReplyDelete
  19. Banyak yang nggak nyadar betapa bahayanya efek bully. Sepakat juga nih mbak. Bully dari kalangan keluarga atau orang yang kita kenal dekat jauh lebih menyakitkan.

    ReplyDelete
  20. di kumuniats anakku juga aku ajarkan anak2 gak boleh membuli lewat dongeng

    ReplyDelete
  21. Bullying itu bikin parno bngt aplg klo anak Kita yg yena duhh bikin senewen pastinya kok Ada ya yg tega meskipun cuma verbal to bahaya bngt akibatnya

    ReplyDelete
  22. Maraknya aku rasain di bully itu pas waktu Sd, ini ngaruhin banget mental. Tp skrg di sosmed bertebaran bully juga, duh kayaknya gk ad habis2nya orang nyebully

    ReplyDelete
  23. kalau kita ketemu, jangan bully aku ya mbak ery. biar di masa depan nggak ada bully membully :D

    ReplyDelete
  24. saya sejak SD sering dibully sama kakak kelas, cowok pula dan hal tersebut berlanjut sampai SMP, saking tertekannya saya sempat lapor ke guru BK dan jadi menyimpan dendam pada pelaku yang terkenal nakal waktu itu.

    ReplyDelete
  25. Sekarang kalo kena bully ngeri juga ya. Apalagi netizen di sosmed. Ya ampun. Kejam bener

    ReplyDelete
  26. Jadi teringat masa SMP dulu. Rasanya hidup itu penuh derita. Teman sekelas tak hentinya membully saya. Tpi sekarang, semua berubah.

    ReplyDelete