Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Workshop Membatik bersama Galeri Purwita: Cuma Dirikuh ini yang Hasilnya Embuh

workshop membantik di Galeri Purwita
Photo take by Bangkit Wismo
Hai, Guys.. Kalian tentunya kalau weekend pasti punya agenda buat ke mana gitu kan? Sama halnya denganku, pas Minggu, 15 Oktober 2017, aku ikut Workshop membatik di Desa Majapura, Bobotsari, Purbalingga.

Kita sempet down pas awal-awal berangkat, karena tanya yang punya rumah, malah katanya mereka lagi ikut pameran batik di Wonosobo. Aku telepon dulu deh ke yang mengadain event ini. Berhubung koneksi internet tidak secepat di iklan (apapun providernya, karena di desa), telepon dan via Whastapp hanya menimbulkan miss comunication aja. Aku bilang ke suami, "Ya udah, Mas, kita pulang aja,"

Nah pas suami lagi markirin motor, aku jalan kaki menyusuri setapak desa itu, ternyata ada seseorang yang melambaikan tangan. Dan dia orang yang mengadakan workshop batik ini. Haduh.. ternyata jarak rumahnya cuma beberapa meter aja, ngapain juga tadi telepon. Hiks hiks..

Dan kami berdua adalah peserta yang paling awal datang. Ya memang belum waktunya si, kita lebih cepat datang 15 menit dari jadwal yang ditentukan. Nah pas jam 10, para ibu-ibu (ternyata kebanyakan pesertanya emak-emak) mereka datang. Yang membuatku salut, ternyata mereka berusaha datang tepat waktu, ini ciyus loh, mereka telat lima menit aja uda bilang, "Saya belum ketinggalan kan?" Salut deh sama mereka.

Setelah kita semua kumpul, dimulai lah workshop membatik yang dipandu oleh Mbak Purwita yang sekaligus pemilik Galeri Purwita. Diawali dengan doa, kemudian dilanjutkan untuk memanaskan malam (sejenis lilin khusus untuk kain, bukan malam-malam kesepian yaks). Sambil menunggu malam sempurna panasnya, kita menggambar pola terlebih dahulu di selembar kain kecil berwarna putih. Awalnya gambar pakai pensil dulu gitu, biar nanti pas kasih malamnya mudah.


Dan yang ditunggu-tunggu pun datang juga, saatnya membatik. Mula-mula kita mengambil malam dengan menggunakan alat yang dinamakan canting. Sebuah alat khusus untuk mengambil malam dan melukiskannya pada kain.
Canting, alat untuk melukis/membatik di kain

Dengan keuletan dan ketelatenan kita mulai membatik, tengok kanan dan kiri para emak itu jago sekali menggunakan canting. Malam tak mleber ke mana-mana. Beda banget dengan punyaku. Punyaku ituuu.. luar biasa bangettt, sumpaah luar biasa sekali blepotannya hahahaha.

membantik di galeri Purwita
Lihatlah punya ibu-ibu hasilnya top banget

Lihat karyaku, hahaha

Malam yang sudah aku ambil dari canting itu berceceran ke mana-mana. Sudah begitu, membatik yang bagus kan kalau malam itu tembus ke bagian belakang kain. Nah, punyaku itu enggak, hikss hikss. Dan aku pun hanya ketawa melihat karya sendiri, hihihihi.


Setelah menggambar (anggap saja begitu) dengan malam selesai, proses selanjutnya adalah mencelupkan kain pada air yang berwarna. Nah, pas kemarin ada dua kali celup, yang pertama kain dicelupkan pada warna hijau, yang kedua pada warna merah.

Note: buat temen-temen yang mau mencoba, warnanya sesukanya aja ya, sesuai selera.

Setelah proses pencelupan selesai, next step dikeringkan, alias dijemur. Setelah kering, kita masukan kain tersebut ke dalam air yang sedang mendidih. Nama istilahnya mlorot (membuat malam yang menempel pada kain). Sambil diaduk dengan alat bantu potongan kayu (ya iyalah pakai kayu, kalau pakai tangan bisa-bisa ikut meleleh deh, itu air mendidih :D) kita tunggu beberapa saat, sampai malam terlepas dari kain.

Kemudian, proses yang terakhir yakni membilas atau mencuci kain tersebut sampai bersih. Kemduian dijemur hingga kering.

Jreeeng.. terlihatlah hasilnya, pada bagus-bagus. Punyaku? Embuh banget.
Lihatlah, karya mereka luar biasa... 
Salut sama ibu-ibu yang pandai membatik.

Oh, ya, buat temen-temen yang pengen motif lain, nanti diberi warna lagi, dengan catatan biar warna gak karuan, ada beberapa motif yang ditutuup malam lagi. Dan itu dilakukan terus menerus, berulang-ulang sampai kain sesuai dengan impian kita. Baik warna dan motif.

Ternyata bikin batik itu harus telaten dan ulet.
Saar dan konsisten. Tapi yang membuat aku enggak kapok kalau ada acara beginian, yang jelas membatik itu menyenangkan. Kita bisa menuangkan segala emosi dalam bentuk lukisan.

Semoga ada workshop membatik lagi.
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

10 comments for "Workshop Membatik bersama Galeri Purwita: Cuma Dirikuh ini yang Hasilnya Embuh"