Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kuabaikan Detak Jantungmu

Telah kucoba membuang bayang wajahmu
Yang terus mengikuti di setiap jejak kaki
Telah kututup telinga dari suara-suaramu
Yang terus bersenandung melenakan jiwa

Namun, hanya siksa batin yang kudapat
Tak mampu sedikitpun menepis tentangmu
Meski telah kuabaikan degup jantungmu
Namun denyut nadimu masih terasa dalam napasku

Bergelora di setiap ruang hati
Memaksaku hanyut luluh dalam penantian
Puaskah engkau membuatku merana?
Puaskah engkau mempermainkanku?

Di mana janjimu?
Haruskah ku menunggu hingga lelah?
Ah, aku bosan dengan semua ini
Inginku enyah saja dan menghilang
--

Purbalingga, 10 Juni 2016
Dapat ide buat puisi saat menjelang sahur tadi pagi.

Baca juga:

Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

13 comments for "Kuabaikan Detak Jantungmu"

  1. Lupakan masa lalu, jalani masa kini dengan semangat dan rasa riang serta songsong masa depan yang pasti lebih baik lagi..#apaseeh. :)hi..hi..hi

    ReplyDelete
  2. Dalam melupakan masa lalu, aku punya filosofi hard disk, mbak.

    Pernah ga kepikiran kenapa copy data bisa lebih lama daripada hapus data? Hapus data sekian detik, copy data bisa sekian menit. Itu karena, pada dasarnya saat kita menghapus data, komputer kita tidak benar-benar menghapus. Hanya menandai area data tsb sebagai area khusus yang bisa ditimpa dengan data lainnya. Itulah kenapa kalau kita ga sengaja menghapus data, selalu disarankan untuk segera mematikan komputer dan tidak akses apapun. Karena data yang dihapus, baru akan benar-benar hilang saat data tersebut ditimpa data baru.

    Pun begitu juga dalam hidup. Kadang, dalam proses melupakan akan jadi sulit jika kita tidak punya hal-hal baru. Justru saat kita menghadapi masalah baru, mencari teman baru, dan hal-hal baru. Saat itulah kita berproses melupakan kenangan lama dan menimpanya dengan kenangan baru.

    *uhuk, gimana filosofinya keren ga

    ReplyDelete
  3. Aduhhaduhhh! Berat ini.. Jangan menunggu sesuatu yang tidak menuju ke arahmu. Setidaknya ini kata-kata yang sering ku dengar dari beberapa teman yang lagi galau, kak. hiks. Mengsedih emang kalau udah masalah menunggu, apalagi kalau menunggu yang udah pergi.

    ReplyDelete
  4. yang nggak nepatin janji mah tinggalin aja kak... atau samperin dan tarik pulang hueheheheh.... tapi beneran sik.. life goes on.. banyak yang harus dikerjain dan dipikirin ketimbang mikirin yang nggak ada..

    ReplyDelete
  5. Semakin mencoba melupakan malah semakin jelas ia muncul di dalam setiap bayangan ya *eaaaa

    Berarti kuncinya harus semakin bnyk membuat kenangan indah dgn bnyk org agar bisa menutup sedikit demi sdkt kenangan2 dengan si dia nih hihi

    ReplyDelete
  6. Aahh, menunggu memang membosankan.
    Harusnya kalau udah janji ya ditempatin dong ya. Kan sayang tuh bunga hijau ini jika sampe berguguran dan layu seperti janjimu.

    ReplyDelete
  7. kalau orang buat puisi tuh bikin aku mikir:
    ini berdasarkan kisah nyata atau bukan?
    kalau kisah nyata, ditujukan untuk siapa?
    mulai nebak-nebak wes

    ini.. untuk kekasasih atau janin mbak?
    soale nek detak jantung ini identik dengan bayi, hahaha

    ReplyDelete
  8. Wahh memang masalalu itu kalau sudah memberikan kenangan yang indah itu sulit banget terlupakan, selalu ada saja bayang-bayang muncul disetiap waktu. Tapi kita tidak bisa terus berada dalam bayang-bayang itu, harus move on dan maju ke arah yang lebih baik bahwa kita bisa tanpanya

    ReplyDelete
  9. memang berat sih ngelupain orang yang pernah ada di hati kita. bahkan saat sudah lewat bertahun-tahun kadang juga masih ada aja ingatan tentang dia muncul

    ReplyDelete
  10. Digantung dengan janji tak pasti dan tak berujung, memang gak enak pake banget yak.
    Mending yang pasti-pasti saja.
    Pasti terhubung atau nggak.
    Kalau sudah pasti, mau kosong atau isi, kan enak membuka silaturahmi dengan yg lain.

    Eh lho, kesannya koq jadi panas begini yak. Hahahaha..

    ReplyDelete