Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tertinggal Senja di Jembatan Linggamas

www.erycorners.com
Halo, jumpa lagi dengan saya. Dan masih cerita tentang perjalanan. Karena setiap perjalanan itu akan memiliki kenangannya tersendiri.

Setelah sebelumnya saya menceritakan tentang Sanggar Darimu, Bokol, perjalanan kami belum usai begitu saja. Dari Desa Bokol kami lanjut ke awasan Wisata Susur Sungai Klawing, Linggamas, Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga. Tempat wisata ini cukup unik karena terdapat di pinggir Sungai Klawing dan di bawah Jembatan Linggamas (sebuah jembatang yang menghubungkan antara Purbalingga dan Banyumas, sehingga disebut Linggamas). Dengan modal Rp 5.000 per orang, kami masuk menuju kawasan wisata Linggamas, Kedungbenda tersebut. Ternyata sudah sore semakin ramai saja. Banyak wisatawan yang datang untuk menunggu sunset.


Tetapi kami tidak langsung ke tepi sungai, masih duduk-duduk di atas di tempat duduk yang sudah disediakan oleh pengelola setempat. Duduk di atas pinggiran Sungai Klawing itu rasanya asyik juga. Semilir hembusan angin dan ditambah senja yang mulai menyapa, membuat suasana kian asyik. Terlebih ngobrolnya pun sangat kental tentang seputar gosip wisata yang ada di Purbalingga. Dan ya, kami masih bertiga, saya, Pak Suami dan Mas Bangkit. Meskipun bertiga, ngebahas tentang wisata itu enggak ada matinya dan semakin seru.


www.erycorners.com
Dari atas sungai matahari terlihat mulai tenggelam

Aslinya kami juga sedang menunggu teman satunya lagi, yaitu Mas Aam, videographer sekaligus selebgramnya Purbalingga. Tapi sudah setengah enam petang batang hidungnya tidak nongol-nongol. Sehingga kami berinisiatif untuk turun ke Sungai Klawing. Kami mencoba untuk menyaksiskan sunset, tapi apa daya, sudah hampir terlambat. Padahal kalau dilihat dari mata telanjang, matahari itu tampak bulat sempurna. Alhasil hanya foto-foto sebentar. Niat mau susur sungai dengan perahu kecil atau memakai gethek juga tidak jadi. Iya, alasan safety juga sih, sudah cukup petang masa mau main di tengah sungai. Ngeri ah, terlebih lagi banyak mitos-mitos yang bersliweran tentang Sungai Klawing.

www.erycorners.com
Giliran turun ke sungai, udah tenggelam aja mataharinya

Setelah cukup puas mengambil foto di perahu, ada suara yang memanggil dari kejauhan. Ternyata Mas Aam sudah sampai, tapi masih di atas jembatan. Dia memfoto dulu sunsetnya baru mau turun.

Sampainya Mas Aam di tepi sungai, sesi foto-foto pun lanjut dengan kameranya. Kemudian lanjut juga bikin vlog untuk konten youtube-nya Mas Aam. Okelah, kami bertiga belum jadi naik. Setelah pembukaan vlog, kami naik menuju ke Cafe Girli.

www.erycorners.com
Akhirnya Mas Aam turun juga, jadi kami bisa foto bertiga deh
Foto: @amm_riyanto


Dan ternyata, jalan dari pinggir sungai klawing, naik ke Cafe Girli itu bikin ngos-ngosan, Guys. Apa mungkin karena faktor usia saya sudah menginjak kepala 3? Atau memang saya yang jarang olahraga? Hahaha.

Di Cafe Girli kami duduk sambil memandangi lampu jalan yang mulai menyala. Ngobrol-ngobrol lagi bertiga karena Mas Aam sibuk dengan kameranya. Dan pastinya kami juga menunggu menu untuk mengisi perut kami (terutama saya)

www.erycorners.com
Cafe Girli | Foto: @aam_riyanto

Saya pesan air mineral saja, karena di Sanggar Darimu saya sudah cukup kenyang, sedangkan Pak Suami pesen teh tarik dan Mas Bangkit pesen kopi original khas di situ. (Maapkeeun, saya lupa nama kopinya). Oh ya, sama Mas Aam pesen eh teh manis. Dan yang tidak boleh terlewat itu mendoan. Kami pesen dong seporsi mendoan itu. Terus langsung deh dicocol sama sambal kecap specialnya. Menurut owner dari Cafe Girli, Mas Seto, mendoan yang tersedia di sini itu unik karena bumbunya beda dari yang lain. Memang sih tampak sekilas irisan cabai dan kecap, tapi ternyata ada campuran bumbu kacangnya. Mau dimakan biasa saja enak, mau jadi lauk nasi juga nikmat.

www.erycorners.com
Mendoannya, uhh.. nikmat abis


www.erycorners.com
Ngobrol ngalor ngidul dah bareng Mas Seto | Foto: @aam_riyanto

Cafe Girli ini juga buka dari jam empat sore sampai pagi. Standardnya sih katanya sampai jam dua belas malam. Tapi pada kenyataannya, makin malam makin banyak orang yang nongkrong dan ngopi. Bahkan, beberapa kali sudah pagi pun masih ada tamu, yakni mereka-mereka yang sudah lelah menjarah ikan di Sungai Klawing. Mereka mampir ke Cafe Girli, istirahat sambil menikmati secangkir kopi atau menu lainnya.

Jadi, kalau kita lagi dalam perjalanan terus lewat Linggasmas sudah malam dan ngantuk, akan lebih baik kita melipir ke Kawasan Wisata Susur Sungai Klawing, Linggamas, Kedungbenda dan mampir ke Cafe Girli. Bisa istirahat dan merebahkan badan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

www.erycorners.com
Sudah gelap, Guys, mari kita pulang

Dan malam pun kian menyapa, mau enggak mau kami harus pamit dong. Karena esok hari kami harus beraktivitas lainnya. Sebenarnya masih betah banget tapi apa boleh buat, waktu jua yang harus memisahkan. Cieee..

Okay, sampai di sini dulu, semoga saya punya kisah perjalanan yang lainnya, khususnya di Purbalingga dulu yang deket dan murah meriah. Hahahahaha.


Terima kasih.
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

54 comments for "Tertinggal Senja di Jembatan Linggamas"

  1. Untuk menuju ke lokasi harus bawa kendaraan pribadi atw ada angkutan umum mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Angkutan umum juga bisa, Mbak. Tapi kayak semacam odong-odong gitu. :D
      Lebih baik pakai kendaraan pribadi, sepeda motor atau mobil.

      Delete
  2. itu foto2nay bagus , kalau akus udah aku bikin puisi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku lagi mati kutu enggak bisa bikin puisi, Mbak.. tolong, Mbak, hahahha

      Delete
  3. mendoannyaaaaa duh, dari tampilannya aja udah menggoda.
    aku demen mendoan khas purbalingga dan sekitarnya, karena digoreng agak basah gitu kan
    tapi guriiih dan enyak banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm kebayang enaknya menyantap mendoan ditemani kopi. Btw, kopinya enak ya Mbak Ery?

      Delete
    2. Mba Nurul: Iya, mendoan khas Banyumasan itu yang masih basah. Enak, dicocol sambel kecap oke, ditemani rawit juga bisa.

      Delete
    3. Mba Mugniar: iya, Mbak. Kopi lokal, katanya sih enggak bikin perut kembung, kebetulan yang menikmati kopinya itu Mas Bangkit.

      Delete
  4. Kangen sama mendoan euy...Boleh juga nih Cafe Girli nya...menunya sesuai dengan suasana di sekitarnya...semoga lain kali bisa dapet sunsetnya ya kak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, semoga lain kali pas ke sini, pas ketemu sama sunset yang bagus

      Delete
  5. Lucu juga ya, namanya gabungan dari Purbalingga dan Banyumas. Matahari terbenamnya cantik banget

    ReplyDelete
  6. Ini jembatan yang kalau dilewatin bisa tembus ke bandara wirasaba bukan ya mba? Kayaknya sempat ditunjukin pas mudik kemarin..Kapan-kapan pas mudik nyobain wisata susur kalinya deh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yupz, betul betul, tapi bandaranya belum jadi, Mbak. Wah, pas mudik kabar-kabar, Mbak. Kali aja kita bisa ketemuan hehehe

      Delete
  7. Harga tiket masuk ke tempat wisatanya murah ya ... bagusnya karena suasananya indah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rata-rata wisata di Purbalingga yang dikelola oleh desa setempat, tiket masuknya masih murah meriah. Rp 5.000 aja sudah bisa masuk

      Delete
  8. Mendoan!
    Jodohnya teh hangat, dinikmati bareng kesayangan!
    Mantul!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul betul... makan mendoan sama teh hangat, aduh nikmatnyaaa

      Delete
  9. tetep indah kok Mbak Ery meskipun sunsetnya ketinggalan. Ng, mitos yang beredar di sungai Klawing ini macam apa Mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak, terima kasih. Mitos Sungai Klawing itu bervariasi banget. Kalau dari masyarakat setempat, Sungai Klawing merupakan sungai larangan. Yang mana kalau masih gadis atau perjaka dilarang main di situ. Ada yang bilang nanti jadi perawan/perjaka tua. Itu yang saya dengar, Mbak.

      Delete
  10. Saya belum pernah ke Purbalingga. Semoga ada rezeki dan kesempatan main ke sana. Mendoannya menggoda

    ReplyDelete
  11. uwooo mb ery, saya ngiler nih sama mendoannya. bgmpun, mendoan daerah barat jateng itu kan bedaaaa hihihi. oh ya, keren ya dr girli bisa liat sunset. berasa di pantai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mendoan kami itu masih basah-basah sedap gitu. Iya ini, berasa kayak di pantai. Apalagi nanti kalau airnya sudah naik pas musim hujan, jadi sungainya terlihat lebih luas lagi.

      Delete
  12. rindunya bisa makan di alam luar sambil dengerin bunyi jangkrik, semilir angin, dan aroma tanah ataupun rumput

    ReplyDelete
  13. Duh, senjanyaaa
    Tempatnya nongkrong-able yak.
    Probolinggo punya tempat yang kekinian jugaaa.

    ReplyDelete
  14. Suatu hal yang langka saat ini bisa nongkrong dipinggri sungai. Surga rasanya apalagi bisa menikmati mendoan dicocok sambel kecap

    ReplyDelete
  15. Next kayaknya harus kesana deh mba biar merasakan feelnya suasana nyaman bngt dah gitu gak begitu Mahal tiketnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap, Mbak. Tiket murah, makanan di Purbalingga juga masih murah meriah. Hihihihi

      Delete
  16. Mba Ery tau ndak asal kata Girli itu? Hehehee... pinggir kali ;)
    Mendoannya euy menggoda banget, sambel kecapnya istimewa juga tuh pake campuran kacang juga. Bisa habis banyak deh kalau aku yang jajan di situ. Pengin juga sekali-sekali minta ditemani Idah Ceris ntar susur Purbalingga. ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Uniek, tahu. Karena memang cafenya di pinggir kali. Ayok lah main ke Purbalingga. Iya, kabar-kabarin juga Mba Idah dan kawan-kawannya. Sudah lama juga saya tidak jumpa sama mereka.

      Delete
  17. mendoan dan sambal kecap, mantap abis... saya pun bakal pesan teh hangat. teman yg pas untuk nikmati malam

    ReplyDelete
  18. Belum pernah saya mampir ke Purbalingga, jadi penasaran dengan kota ini jadinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo, Mbak, main ke Purbalingga. Insya Allah siap jadi guide, hiihi

      Delete
  19. Nama kafenya unik, menyematkan lokasi jadi gampang juga diingat ya.
    Cocok juga tuh minum teh tarik sambil ngemil mendoan di pinggir kali. Trus menikmati senja dan ngobrol, komplit deehhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mba Wati. Suasana dan makanannya bikin betah. Jadi rasanya komplit banget deh

      Delete
  20. Asyik ya mba bisa wisata di pinggir sungai, bisa naik geteknya juga. Sore-sore sambil melihat sunset tambah mantap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Asyik dan menyenangkan. Tapi pas naik getek saya takut banget. Secara itu pakai bambu, ya. Dan berat badan saya sekarang melar. wkwkwkwkwk

      Delete
  21. Wisata Susur Sungai Klawing, Linggamas, Kedungbenda lalu mampir ke Cafe Girli. Noted Mbak.

    ReplyDelete
  22. Aku paling demen banget sama senja, karena warna senja itu meneduhkan hati. Haseeeekkkkk... Kalau lihat senja tuh berasa bergetar gitu deh hatiku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha, iya, senja itu selalu memberikan keindahan dan keteduhan. Hehehe

      Delete
  23. Senjanya indah..
    Apakah aktivitas di kala senja juga masih ada?
    Atau sekedar ngopi syantik di cafe Girli?
    Hihii...ikutan makan mendoannya doonk...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kebanyakan setelah mengambil foto-foto sunset mereka pulang. Naik getek sampai maghrib-maghrib juga gak berani, jadi mending ambil aman aja, ngafe sambil ngopi cantik di cafe girli.

      Delete
  24. Kependekannya lucu ya, linggamas, purbalingga - banyumas. Syahdu ya mb, suasananya.. Kirain tadi mau cerita kisah mistis sungai klawung. Hihi..

    ReplyDelete
  25. Indah tapi suasana agak-agak harus hati-hati juga ya, gak bisa malam-malam tetap bertahan di situ. Bayangin naik getek magrib-magrib ngeri wkwkwkw. Tapi asyik banget deh ngopi di kala menelang malam di Cafe girli

    ReplyDelete
  26. wah penasaran juga nih kafe beginian ya, pasti seru bikin acara di sini ya. Kalau dekat sungai pas lihat matahari tenggelam, masya Allah pasti akan indah bangets.

    ReplyDelete
  27. Suangainya bersih dan pemandangannya bagus..kayaknya emang bagus datang pas sore hari...menjelang malam ya..apalagi ada kafenya
    suka liat sunsetnya...sendu romantis hehe

    ReplyDelete