Harapan Cinta #Part - 1
Tepat
pukul 4.36 waktu setempat, Vina menginjakkan kaki untuk kali pertama
di negeri orang, Korea Selatan. Perasaan grogi, canggung, dan takut
ada di dalam hatinya. Apakah bisa tinggal dengan baik dan nyaman di
negeri orang? Mampukah beradaptasi dengan baik? Bagaimanakah
orang-orang di sini. Pikiran Vina mulai banyak pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dan diiringi hiruk pikuk di Incheon
International Airport, Seoul, Korea Selatan. Yang merupakan bandara
terbesar di Korea Selatan, dan salah satu bandara tersibuk di dunia.
Bandara ini terletak 70 km (43 mil) dari Seoul, ibu kota dan kota
terbesar di Korea Selatan. Bandar Udara Internasional Incheon adalah
terminal utama bagi Korean Air, Asiana Airlines dan Polar Air Cargo.
Bandara ini dibangun di atas tanah yang direklamasi dari lautan, sama
halnya seperti bandara Kansai yang ada di Jepang. Bandara ini
merupakan terminal bagi transportasi udara sipil internasional dan
lalu lintas kargo di Asia Timur. Bandar Udara Internasional Incheon
saat ini merupakan bandara tersibuk ke delapan di Asia dalam hal
penumpang, kelima di dunia dalam hal bandar udara tersibuk kargo dan
pengiriman, dan kesebelas di dunia sebagai bandara tersibuk dalam
hal penumpang internasional pada tahun 2006.
Sambil menunggu
orang yang menjemputnya, Vina masih duduk di terminal B untuk menuju
tempat yang akan ia tinggal. Serasa tidak yakin dengan hal ini. Ini
seperti mimpi. Benar-benar seperti mimpi. Vina berharap, bisa
melupakan semua masa lalunya, terlebih dengan Anton. Harus, harus
bisa melupakan Anton. Tak boleh mengingat-ingat lagi tentang Anton.
Jika ingat tentang Anton, itu hanya akan membuat sakit hati sendiri.
Mudah-mudahan di kota Seoul ini, Vina bisa menemukan harapan baru,
cinta baru, yang lebih indah dan bisa terwujud.
“Maaf,
apa anda nona Vina dari Jakarta?”
Tanya seorang pria yang menggunakan safari serba hitam.
“Iya,
benar, saya Vina. Maaf anda siapa?”
Vina membalasnya. “Mungkin
dia yang akan menjemputku”
Pikirnya.
“Saya
Lee Yung Ju, saya bertugas untuk menjemput anda ke hotel dan bertemu
dengan Ny. Lani.”
Jawabnya, sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
“Owh,
baiklah...”
Vina tersenyum dan mengikuti orang itu.
Vina beranjak
mengikuti dia, melewati koridor-koridor bandara yang tak pernah sepi.
Perjalanan pertama Vina di kota Seoul. Takut, Vina takut ditipu
orang, dan atau takut diculik orang, karena dia berada di dalam mobil
dengan orang yang tidak dikenal. Pikiran Vina mulai bermunculan,
hal-hal yang menakutkan mulai mengisi penuh otaknya. Lamunanannya
buyar, ketika Lee Yung Ju menyapanya.
“Nona,
sudah sampai di hotel.”
“Oh
ya, terima kasih.”
Vina melempar senyum dan merasa lega. Lee Yung Ju benar-benar orang
yang diperintah untuk menjemputnya.
“Biar
saya yang membawa tas-tas anda.”
Pintanya, dan bermaksud membantu Vina. Lagi-lagi Vina tersenyum,
merasa senang bisa bertemu dengan orang baik di negeri orang. Dan
negeri ini merupakan negeri yang diimpikan oleh banyak orang untuk
berkunjung. Untuk melihat budaya, sejarah, dan atau hanya untuk
menikmati kuliner-kuliner khas negeri ini.
Vina mengikuti
langkahnya, pelan tapi pasti. Gaya berjalan orang itu sungguh berbeda
dengan gaya Vina. Gayanya begitu elegan, tetapi natural. Vina kagum
pada orang itu. Sampai-sampai dia tersenyum sendiri. Lee mengantarkan
Vina sampai ke depan kamarnya. Dengan cepat Lee juga pergi
meninggalkan Vina sebelum Vina mengucapkan terima kasih.
“Aneh
orang itu, kadang terlihat baik, tetapi kadang terlihat menyeramkan.”
ujar Vina sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah
berberes sebentar, Vina langsung menemui ibu Lani di ruangannya. Mata
sembab karena menangis beberapa jam yang lalu telah tertutupi dengan
make-up. Vina menampilkan wajah yang penuh suka cita dan ceria. Tidak
ingin ibu Lani mengetahui kalau Vina ke Korea dengan alasan ingin
melupakan Anton. Sungguh tidak masuk akal jika sebuah pekerjaan
dicampur adukkan dengan masalah hati. Itu akan berantkan. Sangat
berantakan. Dari ruangan bu Lani, Vina beranjak beristirahat, untuk
mempersiapkan diri esok hari, mulai bekerja lagi, mulai mengawali
dengan sesuatu yang baru.
Vina
mulai menata kehidupan baru di Korea. Dia aktif di Korea. Mengikuti
les bahasa Korea, ikut membantu mengajar matematika di salah satu
sekolah dasar. Dia juga menyukai traveling di beberapa kota di negeri
Ginseng. Setiap akhir pekan, dia menghabiskan waktunya untuk
berlibur. Menghilangkan penat dan jenuh di hotel. Minggu ini dia
berlibur di Museum Seni Ho-Am terkenal karena memamerkan lebih dari
5.000 karya seni. Sekitar 80 tempat pembakaran keramik terpusat di
kawasan Festival Keramik Icheon yang diselenggarakan pada bulan
September tiap tahunnya. Yang lebih besar lagi, Biennale Keramik
Dunia diselenggarakan secara tersebar di Incheon, Gwangju, dan Yeoju
tiap tahun ganjil. Di tempat ini Anda bisa menikmati warna misterius
seladon Goryeo dan warna putih murni dari porselen Korea.
Vina
selalu pergi jalan-jalan, hal itu semata-mata ia lakukan untuk
melupakan Anton. Hingga detik ini, bayangan wajah Anton masih jelas
di kelopak mata Vina. Entah sampai kapan Vina akan dihantui oleh
bayang-bayang masa lalu. Dan entah sampai kapan Vina akan mendapat
ganti cinta yang baru dan lebih indah.
##
Bulan
Mei, Vina mendapatkan email dari Ferdy. Ternyata yang masih peduli
terhadap Vina itu Ferdy. Anton sama sekali tidak ada kabar. Ferdy
juga mengajak Vina untuk membuat akun jejaring sosial. Vina pun
tertarik ajakan Ferdy. Teman pertama Vina di jejaring sosial adalah
Ferdy, kemudian Sally. Vina mencoba iseng, mencari sebuah nama “Anton
Kurniawan”,
dan ternyata ada. Vina memberanikan diri untuk mengirim permintaan
pertemaan ke Anton. Sudah dua minggu, permintaan pertemanan ke Anton
tidak dikonfirmasi oleh Anton. Vina lesu.
Vina
berpikir bahwa Anton sudah benar-benar bahagia dengan keluarganya.
Vina harus menyingkarkan Anton dari benaknya. Tak boleh mengingat
sedikitpun tentang Anton, itu hanya akan membuat menangis. Tekad Vina
untuk melupakan Anton benar-benar sudah bulat. Vina harus bisa
membuka hati untuk orang lain. Yah, mungkin cinta yang lain. Karena
obat hati yang hilang adalah dengan cara menemukan hati yang baru,
maka dengan itu mampu untuk melupakan masa lalunya.
Sebulan menggunakan
jejaring sosial, teman Vina sudah mencapai lebih dari 500 akun. Dari
teman sekolah dasar hingga teman masa kuliah. Di status Vina selalu
membuat hal yang puitis. Dengan catatan-catatannya itulah Vina
memiliki banyak teman di jejaring sosial.
Dua bulan kemudian Vina
berjumpa dengan seorang pemuda saat sedang bersantai di Seoul Park
tepatnya di Myeong-dong, yang merupakan tempat bersantai di
waktu senja di kota Seoul. Pemuda itu terlihat manis, mereka berdua
masih saling canggung untuk menyapa. Mereka hanya selayang pandang.
Seminggu kemudian, Vina datang lagi ke tempat itu, dia bermaksud
menghilangkan penat dan suntuk karena seharian lelah dengan urusan
perhotelan. Tak pernah disangka, pemuda itu ada di tempat itu juga.
Dengan gaya dan duduk di tempat yang sama dengan minggu lalu. Pemuda
itu melihat Vina, kali ini menghampiri Vina. Tentu saja mereka
akhirnya berkenalan.
"Hai... Maaf,
mengganggu waktumu sebentar. Bolehkah aku mengenalmu?" cara
yang cukup sopan untuk berkenalan dari seorang pemuda.
"Oh ya, aku tidak
merasa terganggu. Iya boleh.." balas Vina.
"Namaku Ali, mmm
lengkapnya Ali Hermansyah, kalau kau? Siapa namamu?" ucap
pemuda yang bernama Ali.
"Aku Vina,
Vina... Senang berkenalan denganmu di sini." Mereka berdua
berjabat tangan.
"Oh ya, kalau
boleh tahu, apakah kamu dari Indonesia juga?" imbuh Vina.
"Iya, aku dari
Surabaya, kalau kamu?"
"Aku dari Tana
Toraja, Sulawesi Selatan." jawab Vina.
"Waw.. Very
nice.." pemuda itu tersenyum ke Vina.
Mereka berdua mencari
tempat yang nyaman untuk mengobrol. Cuaca yang dingin membawa mereka
ke sebuah restaurant tradisional Korea. Dengan menu utama Sup
Seolleongtang. Ini adalah kali pertama bagi Vina mencicipi hidangan
khas tradisional Korea itu. Tetapi bagi Ali, hal ini sudah sering.
Ali tinggal di Seoul
sudah hampir 4 tahun. Dia merupakan staff di salah satu pabrik Laptop
di Korea. Dia ahli dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan
teknologi. Dari kecerdasannya itulah, dia terbang ke Korea. Setiap
tahun dia selalu pulang ke Surabaya. Dia sangat mencintai keluarganya
dia mempunyai 3 orang adik. Adik yang pertama seorang perempuan, dan
seusia Vina, dia bernama Yuna Azizi. Merupakam bidan yang baik di
kotanya. Kemudian adik yang kedua bernama Irna Sarah, dia masih
menjadi mahasiswa kesenian di wilazah Surabaya. Dan adik yang ketiga,
atau yang terakhir, seorang laki-laki bernama Rifaldi Prayoga, masih
duduk di kelas 1 SMP.
Vina sangat tertarik
dengan cerita-cerita Ali. Begitu terdengar harmonis di keluarganya.
Vina merasa beruntung bisa mengenal Ali, paling tidak ada teman bagi
Vina di negeri orang.
Pertemuan yang sangat
menyenangkan bagi keduanya. Pada akhirnya mereka membuat janji untuk
bertemu lagi di akhir pekan di tempat yang sama.
Sebelum mereka berpisah
untuk kembali ke rumah, mereka bertukar nomor ponsel.
"Aku akan
menunggumu di sini, di akhir pekan." ucap Ali.
"Iya, aku pasti
datang ke sini."
Senyuman yang manis
menjadi penutup perjumpaan mereka.
##
Sabtu pagi Ali menelpon
Vina, memastikan bahwa nanti petang bisa bertemu.
"Hallo... Pagi
Vina, bagaimana kabarmu?" Sapa Ali.
"Hallo, selamat
pagi juga Ali, yah tentu aku baik, bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik.
Owh ya, nanti petang bagaimana? Kau bisa datang? Kau tidak lupa kan
dengan acara kita nanti petang?"
"Ahahahahaha..
Iya aku ingat, tapi maaf aku pasti terlambat. Weekend di hotel justru
sangat ramai." jelas Vina
ke Ali.
"Baiklah, tidak
masalah. Jam berapa pun kamu akan datang, aku akan tetap menunggu.
Bahkan sampai pagi sekalipun aku akan tetap menunggu, selama kau
pasti datang. Aku pasti mau menunggunya." ucap Ali dengan
serius.
"Iya, aku pasti
datang." jawab Vina.
"Okay, selamat
pagi dan selamat beraktivitas, nona manis."
"Hahahaha,
iya..terima kasih. Selamat pagi dan selamat beraktivitas juga."
Mereka menutup
teleponnya, Vina tertawa sendiri. Tak pernah menyangka Ali orangnya
begitu serius, tetapi kadang bisa membuat tawa. Vina berharap hari
ini akan menjadi akhir pekan yang indah.
Di kantor, benar-benar
akhir pekan yang padat. Hari Sabtu justru banyak pengunjung di hotel.
Ada yang singgah sementara karena hari Senin akan memulai bisnis
baru, ada juga yang akan menikmati akhir pekan di jantung negeri
ginseng yang ramai.
Hari mulai menyengat
dengan panasnya, Vina masih sibuk dengan laporan-laporan mingguannya.
Ada juga pengunjung yang memaksa untuk meminta bertemu dengan Vina.
Entah apa tujuan utamanya. Pengunjung itu mungkin penggemar Vina,
karena pengunjung itu sering melihat Vina ketika mengajar matematika.
Setelah dia bertemu dengan Vina, dia berfoto bareng dengan Vina.
Kemudian pengunjung itu berlalu begitu saja. "Manusia aneh,
ada-ada saja." ungkap Vina dalam hati.
Matahari telah meredup,
senja kini telah hadir, Vina segera bergegas menuju tempat
Myeong-dong, dia harus menepati janjinya ke Ali. Dia tidak ingin
membuat Ali kecewa, karena memang mereka berdua sudah berjanji untuk
bertemu. Dan benar, Ali sudah menunggunya.
"Maaf, aku telat
datang." ucap Vina.
"Tak apa, aku
juga belum lama di sini. Oh ya, kau sudah makan?" Ali
bertanya.
"Belum..."
jawab Vina.
"Ayo kita
makan... Biar aku yang traktir.." ajak Ali dan menggandeng
tangan Vina.
"Aaahh,, baiklah,
aku juga lapar."
Mereka berdua berjalan,
mencari makanan yang unik dan enak, tentunya pas dengan lidah mereka.
Dan malam ini mereka menyantap Bibimbap (masakan
tradisional khas Korea)/
Ali merasa nyaman berada
di dekat Vina. Bahka Ali sering memperhatikan Vina secara diam-diam.
"Senyummu begitu menggodaku.." celetuk Ali dalam
hati. Mengenal Vina adalah hal terbesar dan terindah yang pernah Ali
rasakan. Apa lagi bisa menikmati makan malam berdua seperti ini. Tak
pernah sebelumnya Ali merasa senyaman ini di dekat seorang perempuan.
Vina, kini telah sedikit mengalihkan dunia Ali.
Menikmati
makan di malam yang indah, dan bersama orang yang special itu adalah
dambaan semua orang, tak terkecuali Ali. Meskipun belum lama mengenal
tapi mereka sudah bisa akrab. Vina mulai berubah, dia sedikit sudah
membuka hati, yang dulunya terkunci rapat-rapat hanya untuk Anton.
Post a Comment for "Harapan Cinta #Part - 1"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)