Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review Buku: [Seri Sejarah] Jejak Kolonial di Bumi Perwira

Jejak Kolonial di Bumi Perwira
Belajar Sejarah? Apa yang dipikirkan oleh teman-teman? Membosankan? Membayangkan ke masa lampau di mana hasil foto masih hitam putih? Atau malah ngeri karena negeri kita dijajah bangsa asing dengan semena-mena? Semuanya itu benar, kawan. Yang membedakannya, belajar sejarah saat ini lebih mudah dan praktis. Karena sumber informasi di zaman sekarang sudah sangat mumpuni.

Membaca buku sejarah juga tidak membosankan seperti dulu lagi. Karena tulisan sekarang sudah dikemas dan diracik dengan gaya yang santai dan kekinian. Jadi enggak monoton kayak di bangku sekolahan jadul.

Seperti halnya buku yang saya baru baca nih, tentang Jejak Kolonial di Bumi Perwira #Seri 1, karya Gunanto Eko Saputro atau yang akrab disapa Om Igo. Buku ini dikemas dengan gaya dan bahasa yang kekinian, tetapi tetap memperhatikan EYD. Yoi, karena Om Igo ini mantan wartawan beken pada zamannya.

Baca juga: Dari Ngeblog Aku jadi Kenal Banyak Orang

Identitas Buku

Judul: Jejak Kolonial di Bumi Perwira

Penulis: Gunanto Eko Saputro

Penerbit: SIP Publishing

Tebal: 222 halaman

Tahun Terbit: 2020


Review Buku Seri Sejarah Jejak Kolonial di Bumi Perwira #Seri 1

Catatan tentang Bumi Perwira masih jarang yang tahu. Karena wilayah ini memang bukan wilayah yang luas. Tetapi dari Bumi Perwira inilah, banyak sekali torehan sejarah dari masa kolonial. Seperti halnya kisah tentang Henri Eduard Benno (H.E.B) Schmalhausen, yang merupakan keponakan dari Karl Marx, juga pernah tinggal di Purbalingga. Dia juga pernah menjabat sebagai Assistent Resident Belanda di Purbalingga. Selain itu dia juga menuliskan buku yang kalau dilihat dari judulnya, tampak seperti pro dengan pribumi yang selalu ditindas oleh bangsanya.Buku itu berjudul Over Java en de Javanen (Tentang Jawa dan Orang Jawa).

Jejak Kolonial di Bumi Perwira


Selain itu, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang sejarah Purbalingga dari buku ini, di antaranya:

1. Kiprah Rumah Sakit Trenggiling

Kaum milinial pasti jarang yang tahu, kalau zaman dulu, di Purbalingga sudah ada rumah sakit, yakni Rumah Sakit atau terkenal dengan Rumah Sakit Trenggiling. Saat ini wilayahnya sudah masuk dalam Kecamatan Kaligondang. Bekas rumah sakit tersebut saat ini beralih fungsi menjadi bangunan KPU.

2. Perjalanan SD Kristen Bina Harapan, dari Sekolah untuk Orang-orang Eropa, China juga untuk Markas Tentara

Hollandsch-Chineesche School (HCS) ialah sekolah yang didirikan oleh Belanda untuk Etnis China di tanah Hindia Belanda. Pun sama dengan yang ada di Purbalingga, murid-murid HCS juga kebanyakan orang-orang Belanda dan China yang ada di Purbalingga. Orang-orang pribumi tentu terpinggirkan, karena sekolah ini juga melakukan diskriminasi ras, suku, dan lainnya. HCS di Purbalingga didirikan pada tahun 1926, dan mengalami pergntian nama ketika diduduki orang Jepang. Hingga sekarang, HCS ini berubah nama menjadi SD Kristen Bina Harapan. Dan dulunya, bangunan ini juga pernah dijadikan sebagai kamp militer karena letaknya yang strategis dan mumpuni.

3. Orang Tionghoa yang Berpengaruh di Purbalingga

Di zaman penjajahan Belanda, bukan hanya orang-orang Belanda yang bisa bergerak dan berpengaruh. Ternyata di Purbalingga, ada seorang Tionghoa yang mendapatkan jabatan sebagai Wijkmeester (opsir). Tugasnya tentu untuk mengatur komunitas orang-orang Tionghoa kala itu. Dan dia mengemban jabatannya dari tahun 1927 hingga 1936. Dia adalah Gan Thian Koeij, seorang yang menjembatani antara pemerintah Hindia Belanda dengan komunitas Tionghoa. Dia yang menjelaskan tentang peraturan-peraturan yang berlaku di masa penjajahan.

4. Ternyata Banyak Juragan Gula di Purbalingga

Siapa sangka, di zaman Belanda malah banyak juragan-jurgan gula yang ada di Purbalingga. Ada beberapa pabrik gula pasir dan perkebunan tebu yang terkenal di masa itu. Gula-gula hasil Purbalingga itu, diekspor sampai ke Eropa lho. Keren, kan?!

5. Tembakau Purbalingga juga Diekspor ke Eropa

Tak hanya gula, tembakau pun menjadi salah satu komoditas yang laku di pasar Eropa. Tembakau lokal Purbalingga ini pun cukup terkenal, bahkan ada satu perusahaan tembakau yang tajir melintir, yaitu PT Gading Mas Indonesian Tobacco (PT GMIT), dan orang-orang suka menyebutnya PT GEMIT. Perusahaan tembakau tersebut, juga terkenal sebagai perusahaan yang paling sukses. Sampai-sampai, orang yang punya kendaraan, ya mereka karyawan-karyawan yang berkja di PT GMIT.

6. Orang-orang Purbalingga yang Dibawa ke Suriname

Sistem kerja paksa yang dilakukan oleh Belanda bukan hanya di tanah nusantara, melainkan juga di Suriname. Sebagian warga Bumi Perwira dibawa Belanda untuk berkerja di sana. Setelah beberapa tahun, ada yang berhasil kembali ke kampung halaman, ada yang dikerjakan di pulau lain di Indonesia, ada pula yang menetap di Suriname. Bahkan hingga saat ini, masih banyak orang-orang pribumi yang membangun rumah tangga di Suriname sana.

Itulah beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Buku Sejarah Jejak Kolonial di Bumi Perwira #Seri 1. Selain itu juga masih banyak kisah yang menarik. Jadi, buat teman-teman yang ingin beli bukunya, bisa langsung hubungi Om Igo di Whatsapp: 0852 0147 8021, atau akun instagramnya di @igoendonesia . Buruan sebelum kehabisan.

Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

22 comments for "Review Buku: [Seri Sejarah] Jejak Kolonial di Bumi Perwira"

  1. Mantap nih bukunya. Banyak kejadian bersejarah yang belum diulas dan diketahui bersama. Pas aku bikin podcast bareng mas igo, juga ketahuan sejarah purbalingga itu ada dari zaman prasejarah loh. Mantap sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget. Sejarah Purbalingga masih banyak yang tersimpan dan belum dibahas. Semoga perlahan akan info menarik lainnya dari sejarah Purbalingga.

      Delete
  2. Buku sejarah semacam ini memang menarik untuk dibaca. Peristiwa masa lalu di daerah-daerah di Indonesia banyak yg belum terekspos, karena memang pada masa itu literatur yg ada terbatas.

    ReplyDelete
  3. Saya itu sangat suka wisata ke bangunan-bangunan Belanda, termasuk benteng. Saya selain suka struktur bangunannya, juga suka sejarahnya.
    Nah, saya juga suka buku seperti ini. Dan ternyata banyak juragan gula di Purbalingga ya. Makanya tidak heran, di daerah Kalibagor Banyumas, itu ada pabrik gula besar. Soalnya dekat dengan Purbalingga.

    ReplyDelete
  4. Duh baca ini saya ingat pelajaran Sejarah yang selalu membuatku mengantuk di kelas
    Tapi saya jadi semangat dan penasaran sama sejarah Purbalingga ini

    ReplyDelete
  5. Sebenarnya saya sangat menyukai cerita-cerita sejarah. APalagi mengenai sejarah kota-kota. Tapi kadang emang bikin mengantuk sih. Jadi suka lama bacanya. Hehehe..

    Tapi sepertinya buku sejarah jejak kolonial ini menarik deh. Iya kan mbak?

    ReplyDelete
  6. Rupanya Purbalingga ya yg ada di buku sejarah Jejak Kolonial di Bumi Perwira. Aku menduga awalnya daerah di luar Jawa. Ternyata sangat dekat. Keren bukunya.. pengen punya deh...

    Salam hangat dari kota sebelah Mba Ery....

    ReplyDelete
  7. Ini jadi berisi sejarah2 yang ada di Purbalingga ini ya Mbak Ery, jadi tahu kalau masuk juga orang2 yg dikirim ke Suriname dr PBG. Terus br tahu yg keponakannya Karl Marx itu, pro pribumi, brt mengikuti Marx sendiri yg anti pemerasan krn kapita itu

    ReplyDelete
  8. Sejarah seperti memang bagus untuk disosialisasikan dalam bentuk buku agar lebih mudah dibaca, karena juga memungkinkan ada yang masih belum tahu, termasuk saya hehe

    ReplyDelete
  9. wah buku sejarah....
    reviwenya kece mbak,
    kebetulan saya juga guru sejarah, jadi juga suka baca buku sejarah

    ReplyDelete
  10. Wow...aku suka nih buku sejarah. Seneng wisata ke bangunan bersejarah gitu, seneng liat arsitekturnya. Kisahnya panjang kalau dirunut ke belakang.

    ReplyDelete
  11. Menarik ya, belajar sejarah melalui buku... Ini baru seri 1, berarti bakal ada seri 2 dan seterusnya ya...

    ReplyDelete
  12. Belajar itu bisa dimana saja ya. Gak melulu harus dibangku sekolah. Dari teman, membaca, menonton bahkan media sosial pun bisa dijadikan sarana menambah wawasan

    ReplyDelete
  13. Kalau yang lain bosan dan menghindari Sejarah, saya sejak SD sudah suka pelajaran Sejarah dan sampai sekarang masih mengikuti beragam buku sejarah yang ada

    ReplyDelete
  14. Iya nih saya kalau baca buku-buku sejarah bawaannya ngantuk dan membosankan. Eh tapi menarik nih kalau ada buku yang bahasanya kekinian dan ringan gitu seperti buku sejarah yg diulas di atas

    ReplyDelete
  15. Dari jaman dahulu, bumi Indonesia khususnya Jawa, kaya sekali potensi perkebunannya ya Kak. Mulai dari tebu, karet, kopi hingga tembakau ... Saat ini sudah mulai menurun nih produksinya, sayang yak.

    ReplyDelete
  16. Sebenarnya aku suka sejarah. Jika ditulis dengan gaya bahasa yang menyenangkan. Hehe.

    Dulu sering banget dengar cerita-cerita sejarah dari alm. bapak dari hal tsb,maka doyan sama cerita sejarah.

    ReplyDelete
  17. oh menarik buku ini. Beberapa buku mencatat jika Jawa Tengah termasuk kawasan yang diunggulkan oleh kolonial dahulu. Terbukti banyak pabrik gula yang menjadi salah satu komoditas penting di jaman itu. Buku ini juga bersinggungan dengan cerita ini, dengan tambahan cerita lainnya tentang beberapa tokoh pada saat itu. keren buku ini.

    ReplyDelete
  18. Wah ditulis sama wartawan kebayang tulisannya pasti enak dibaca dan memperhatikan eyd dan lainnya. Aku suka sejarah. Rasanya baca buku sejarah sekolah pun asyik. Apalagi ditambah buku sejarah kekinian seperti ini

    ReplyDelete