Kunci Keberkahan Hidup
Dan
sekiranya suatu penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi,
tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka dengan apa yang mereka kerjakan." (Q.S. Al-A'raf
[7]:96)
Kebahagiaan hidup
merupakan dambaan setiap orang. Ada pun sumber kebahagiaan itu
hanyalah dari Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Salah satu sebab
kebahagian, karena adanya keberkahan dalam kehidupan. Dan kunci
meraih keberkahan hidup itu adalah benar serta kokohnya keimanan dan
ketakwaan kepada Allah.
Kalimat barakâtin
pada ayat di atas bentuk jamak dari barakah. Secara bahasa bermakna
ast-tsubût (tetap), al-luzûm (terus melekat), an-namâ
(berkembang) az-ziyâdah (kebahagiaan). Dengan demikian,
keberkahan merupakan kebaikan yang bersumber dari Allah yang
ditetapkan atas sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang
diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah manfaat
dan kebaikannya, untuk meraih kebahagiaan.
Syaikh Sya'rawi
mengilustrasikan hakikat keberkahan, dengan seorang pegawai yang
memperoleh gaji terbatas, namun dapat hidup bersama istri dan
anak-anak dalam keadaan bahagia serta damai tanpa ada kesusahan.
Timbul pertanyaan ; "bagaiman mereka dapat hidup bahagia?"
Jawabannya adalah "karena berkah."
Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar menguraikan, bahwa keimanan dan takwa kepada Allah akan
membuka pintu rezeki, sebab pikirannya terbuka dan ilham pun datang.
Mampu membangun silaturahim dan kerjasama yang baik. Sehingga
turunlah keberkahan dari langit dan menyembur berkah dari bumi.
Beliau menyebutkan, bahwa keberkahan ada dua macam :
Pertama, yang
hakiki yaitu berupa hujan yang membawa kesuburan bumi, maka suburlah
tumbuhan dan keluarlah segala hasil bumi.
Kedua, yang
maknawi, yaitu timbulnya fikiran-fikiran yang baru dan petunjuk dari
Allah, baik berupa wahyu yang dibawakan oleh Rasul atau ilham yang
ditumpahkan oleh Allah kepada orang-orang yang berjuang dengan
ikhlas.
Bentuk Keberkahan
Secara umum, keberkahan
yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman bisa kita bagi
ke dalam tiga bentuk berikut :
Pertama, berkah
dalam makanan. Syarat memperoleh keberkahan pada makanan adalah halal
dan thayyib. Sebagaimana Firman Allah, "Dan
makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki
yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada yang kamu beriman
kepada-NYA." (Q.S. Al-Mâidah [5] :88)
Bagi orang yang beriman,
makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan. Namun bernilai ibadah,
maka ia harus memperhatikam aspek halal dan thayyib, dari sisi cara
mendapatkannya, kandungan zatnya dan cara pengolahannya, termasuk
berdo'a sebelum makan. Sehingga apa yang kita makan, akan Allah
tambahkan kebaikan dan manfaatnya, serta menjadikan kita semakin
bersemangat dalam menunaikan ibadah kepada-NYA. Sebaliknya kita harus
menghindari makanan yang haram, seperti hasil menipu, korupsi, suap,
minuman keras, dan lain sebagainya. Selain tidak berkah dan tidak
menyehatkan, termasuk sebagai penghalang atas dikabulkannya do'a kita
oleh Allah..
Kedua, berkah
dalam keturunan. Keberkahan dalam keturunan adalah dengan lahirnya
anak cucu yang shaleh. Menjadi generasi yang kuat imannya, luas
ilmunya dan banyak amal shalehnya. Sebagaimana dikisahkan Allah dalam
Al-Quran mengenai Nabi Ibrahim a.s dan istrinya Sarah. "Dan
istrinya berdiri (di balik tirai) lalu tersenyum. Maka Kami sampaikan
kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq
(akan lahir putranya) Ya'qub. Dia (istrinya) berkata, 'sungguh ajaib,
mungkinkah aku akan melahirkan anak, padahal aku sudah tua, dan
suamiku pun sudah dalam keadaan sudah tua pula? Sesungguhnya ini
benar-benar sesuatu yang sangat ajaib.' Mereka (para malaikat)
berkata, mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu
adalah) rahmat dan keberkahan-NYA (barakâtu), dicurahkan kepada
kamu, wahai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji dan Maha
Pengasih." (Q.S. Hûd [11] : 71-73)
Keturunan yang shaleh
merupakan dambaan kita semua, namun generasi yang shaleh akan lahir
dari orang tua yang shaleh pula serta mendidiknya secara benar dan
baik. Keturunan yang shaleh, tidak hanya membawa keberkahan ketika
seseorang masih hidup, bahkan ia menjadi investasi pahala yang terus
mengalir ketika sudah wafat dan di akhirat kelak. Selain membawa
kebahagiaan dan penyejuk hati, anak juga bisa menjadi ujian dan
musibah apabila tidak dididik berlandaskan iman dan mengharapkan
bimbingan Allah. Oleh karena itu, jangan heran bila kita menyaksikan
fenomena anak yang sulit diatur, melawan orang tua, bahkan sampai
tega membunuh orang tua yang telah membesarkannya.
Ketiga, berkah
dalam waktu. Waktu yang tersedia dimanfaatkan untuk kebaikan,
merupakan keberkahan yang menghindarkan kita dari kerugian. Oleh
karena itu, agar umur semakin berkah harus diisi dengan iman, amal
shaleh, saling menasehati dan menegakkan amar ma'ruf nayi munkar.
Allah berfirman, "Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh serta
saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan saling nasihat dan
menasihati dalam kesabaran." (Q.S. Al-'Ashr : 1-3).
Adapun kunci untuk
memperoleh keberkahan hidup, di antaranya ada dua upaya, yaitu :
1. Iman dan takwa yang
benar serta kokoh. Pada ayat di atas, sudah dikemukaan bahwa Allah
akan menganugerahkan keberkahan kepada hamba-hamba yang beriman dan
bertakwa kepada-NYA. Ibnu Katsir menjelaskan, yaitu hati mereka
beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Rasul, membenarkannya dan
mengikutinya, serta bertakwa dengan melaksanakan ketaatan dan
meninggalkan perkara yang diharamkan.
2. Berpedoman dan
mengamalkan nilai-nilai Al-Quran. Al-Quran merupakan sumber
keberkahan, sehingga apabila kita menjalankan pesan Al-Quran dan
berpedoman kepadanya, niscaya kita akan memperoleh keberkahan. Allah
berfirman, "Dan Al Quran
ini adalah suatu Kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah
Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?" (Q.S. Shâd
[38] : 50).
Al-Quran dan Al-Hadist
merupakan warisan Rasulullah, yang apa bila kita berpegang teguh
kepadanya, niscaya tidak akan pernah tersesat untuk selamanya. Oleh
karena itu, untuk meraih keberkahan, maka kita harus menjadikan diri
kita dan keturunan, untuk selalu dekat dengan Al-Quran; membaca,
mempelajari dan mengamalkannya di dalam kehidupan. Namun pada akhir
ayat di atas, Allah pun menegaskan, bahwa sebagian manusia tidak
beriman, justru mendustakan ayat-ayat-Nya, melakukan perbuatan syirik
dan bermaksiat, maka Allah, akan mengadzabnya disebabkan
perbuatannya.
Sehingga bila iman dan
takwa tak lagi subur dan kokoh, maka segala nikmat dan keberkahan
akan Allah angkat dan cabut, sehingga musibah datang silih berganti.
Hujan bukan lagi rahmat, tapi menjadi azab baginya, bukan memberikan
kesuburan melainkan banjir yang merugikan. Interaksi sosial yang
tercabut dari nilai ukhuwah, sehingga maraknya tawuran dan
permusuhan, meskipun terhadap orang tuanya. Karena tidak dibangun
berdasarkan konsep serta aplikasi iman dan takwa.
Oleh karena itu, kita
harus menjadikan iman dan takwa sebagai perhiasan diri dalam akhlak,
bukan slogan dan retorika. Tapi terwujud dalam seluruh aspek
kehidupan, baik keluarga maupun masyarakat.
Wallahu A'lam.
Sumber : Buletin
Da'wah oleh Muhammad Zaini.
Post a Comment for "Kunci Keberkahan Hidup"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)