Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cinta yang Tak Sempurna #Part - 1

www.erycorners.com

Siang itu sangat panas hingga Anton merasa kegerahan di Aula kampus saat menghadiri seminar “Seeing Need Jobs”, padahal ruangan itu menggunakan AC. Dia memutuskan keluar dari Aula dan meninggalkan seminar itu. Dia berpikir seminar itu juga tak penting lagi, karena besok dia diwisuda dan langsung berangkat ke Makassar. Dia sudah ada pekerjaan yang menantinya. Di kampus, Anton sudah terkenal sebagai playboy, memang wajah yang tampan dan kaya, mudah untuk memikat hati seorang wanita, tapi sampai saat ini dia belum menemukan tambatan hati yang cocok.

Baca juga: Ketika Playboy Menumukan Cinta Sejati

Anton meluncurkan mobilnya menuju cafe. Yah.., paling tidak bisa mendinginkan otaknya. Sesampai di cafe, dia memilih tempat duduk yang sangat nyaman dan suasana yang sangat sejuk. Dia merebahkan badannya di kursi mewah itu dengan santai. Saat dia sedang menikmati hidangan, tiba-tiba dan seorang perempuan yang menghampirinya dengan muka yang sedih.

“Anton... “ sapa perempuan itu.

“Hey, Angel... “ balas Anton dengan santai. Perempuan itu pun duduk berhadapan dengan Anton.

“Ton, secepat inikah kamu akan meninggalkanku?” tanya perempuan yang bernama Angelica, dia merupakan pacar kesekian kalinya bagi Anton. Mereka baru jadian selama satu setengah bulan, dan besok Anton akan meninggalkan Jakarta menuju Makassar, dan tentu saja akan pergi meninggalkan Angelica.

“Iya Angel, karena aku sudah diterima kerja disana, kan sayang kalau aku menolaknya” jawab Anton dengan ekspresi yang masih santai.

“Lalu, bagaimana dengan hubungan kita?” tanya Angelica kembali.

“Tenang saja sayang, aku pasti akan selalu mencintaimu, dan akan selalu merindukanmu.” Anton mulai menggombal dan entah keberapa kali kalimat itu keluar dari mulutnya ditujukan ke pacar-pacarnya.

“Apa kau serius? Aku takut kalau kau mencampakkan aku, seperti kau mencampakkan perempuan-perempuan yang lain.” Tutur Angel dengan memohon.

“Sudahlah sayang, jangan terlalu khawatir seperti itu.” Anton mencoba meyakinkan.

“Iya, aku mencoba percaya padamu, dan aku berharap kau akan kembali lagi ke Jakarta untukku.”

“Iya sayang, hari udah gak terlalu panas, pulang aja yuuk,” Anton mengajak Angel untuk pulang, padahal dalam hati Angel masih ada unek-unek yang ingin ia katakan.

Hari yang ditunggu Anton pun datang, hari keberangkatan ke Makassar, sebenarnya dia tak mencintai Angel setulusnya, dia hanya menyukai fisik dari Angel yang karena cantik dan seksi. Dia pergi ke Makassar pun tanpa sepengetahuan Angel. Setahu Angel pesawat yang akan membawa Anton ke Makassar berangkat pukul 19.35 WIB, tapi ternyata Anton membuang tiket itu ke tong sampah dan dia membeli tiket pesawat armada lainnya, keberangkatannya lebih awal, pukul 15.45 WIB. Dia benar-benar laki-laki hidung belang, dan sudah banyak korban-korban cintanya di Jakarta.

*****

Silih berganti waktu, hingga sudah satu minggu Anton berada di Makassar, dia sangat menikmati kota itu, dia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, jabatan yang diterimanya pun cukup memuaskan untuk seorang yang baru lulus kuliah. Dia adalah Asisten General Manager, Anton Kurniawan memiliki otak yang cerdas. Otaknya patut diacungi dua jempol, lahir dari keluarga ternama. Tak heran dia mendapat jabatan yang lumayan enak, karena ujiannya pun hasilnya sangat perfect. Dia sebenarnya juga sangat baik, baik kepada teman-temannya maupun kepada para pacar-pacarnya. Dia suka menolong, dia pun selalu mengalah kepada teman-temannya, saudara dan keluarganya. Dia sangat menerima keadaan seperti apapun, tapi satu sifat yang sangat buruk, dia 'playboy'. Dia suka memainkan perasaan wanita, dan itu sudah di luar batas kewajaran karena dia terus-terusan berganti pasangan.

Di Makassar pun begitu, dia terus-terusan memainkan perasaan wanita hingga enam tahun lamanya. Kini usianya sudah dua puluh delapan tahun. Posisi General Manager pun telah diambilnya. Orang tuanya kini mulai menanyakan siapa calon istri Anton? Saat itu Anton sedang menjalin hubungan asmara dengan Tia, gadis Surabaya yang bekerja di sebuah konsultan Makassar. Saat orang tua Anton menelpon, Anton pun dengan santai menjelaskannya.

“Kapan kamu menikah, Ton?” tanya ibu Anton dari Jakarta.

“Tenang saja, Bu, Anton udah ada calon di sini, dia asli Surabaya” jawabnya begitu meyakinkan ibunya bahwa dia serius dengan Tia.

“Kapan kamu bawa kesini? Kenalkan sama Ibu”

“Iya, Bu, pasti, tapi jangan sekarang ya, Anton juga belum bisa pulang ke Jakarta, masih sibuk di sini, Bu...”

“Baiklah, ibu tunggu kamu, hati-hati di Makassar ya..”

Mungkin kali ini Anton serius dengan Tia, karena sudah empat bulan hubungan asmara itu berjalan baik-baik saja. Anton juga tak ada wanita cadangan lagi, yeaah, mungkin dia sudah tobat atau sudah sadar usianya kini telah mendekati angka tiga puluh. Tapi hal itu malah justru sebaliknya, hal yang tak terduga pun datang, Tia berpaling dari Anton. Apakah ini balasan untuk playboy? Sehingga di saat Anton mulai serius justru dikhianati.

“Tia, kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?” tanya Anton kenapa Tia meminta putus darinya.

“Maaf, Ton, aku tak bisa melanjutkan hubungan ini.” Tia menjelaskan.

“Iya, tapi kenapa Tia?” Anton memotong penjelasan dari Tia.

“Berikan penjelasan padaku, apa salahku, apa kurangku padamu?” tambahnya.

“Sekali lagi,  maafkan aku, aku tak bisa meneruskan hubungan ini, hatiku yang memintanya untuk mengakhiri semua ini,” papar Tia dengan air mata yang terjatuh. Anton mencoba tegar menerima kenyataan ini.

“Ya sudahlah, pergilah kau, sesuka hatimu, semoga kau temukan orang yang jauh lebih baik dariku.”

Tia pun beranjak pergi meninggalkan Anton, dan Anton pun merasa sakit tapi dia tetap tegar, mecoba menerima kenyataan ini.

 *****

Hari demi hari, Anton melewati hidup tanpa seorang pasangan atau seorang wanita. Kali ini dia ingin hidupnya tenang tanpa seorang wanita yang akan mengganggunya. Di dalam hatinya dia berkata, tak ada seorang wanita yang meluluhkan hatinya, semua wanita sama, hanya mencintai hartanya. Setiap pulang kerja, dia selalu menghabiskan waktu luangnya untuk bersantai di cafe, sama saat seperti saat ini, ketika dia pulang kerja, dia bersantai dan menikmati kopi ala Toraja. Tatapan Anton terus tertuju pada meja yang ada di seberang, dia terus memperhatikan seorang gadis yang terlihat sedang asyik menikmati kopi ala Toraja itu. Tanpa ragu Anton menghampirinya, dan mengajak kenalan dengan gadis itu. “Hai... boleh aku mengganggumu?” sapa Anton dengan senyum yang sangat menawan.

Dari perkenalan itu, mereka sering berjumpa. Tak terasa Anton dan Vina mulai tumbuh rasa sayang, terlebih untuk Anton, dia merasa sudah menemukan cinta sejatinya. Hubungan mereka kian akrab, Anton tak kuasa untuk menahan diri menahan segala rasa yang ada di hatinya. Dia beranikan diri untuk mengungkapkan semua rasa cinta terhadap Vina. Hubungan itu baik-baik saja, hingga tiga bulan lamanya. Hari itu, Anton ada dinas di luar kota, hujan lebat disertai badai, Vina merasa khawatir karena sudah tidak ada kabar dari Anton. Vina mencoba menghubunginya, tapi ponselnya tetap saja tak dijawab. Perasaan Vina kian tak tenang, tak bisa tidur, hingga malam belum ada kabar dari Anton. Dini hari yang masih buta, Vina mencoba menghubunginya kembali.

“Halo, maaf dengan siapa saya bicara?” ucap orang yang diseberang.

“Maaf, ini siapa? Bukankah ini nomor hp dari Anton Kurniawan?”

“Iya benar, kami pihak polisi yang sedang membawa Anton ke rumah sakit, dia mengalami kecelakaan.” Vina langsung menithkan air matanya, suaranya terisak-isak.

“Bagaimana keadaan dia, Pak? Rumah sakit mana? Biar saya bisa ke sana sekarang.”

Meski hari masih dini, Vina menuju rumah sakit diiringi hujan deras di kota Makassar.

“Dokter, bagaimana keadaan Anton?” ucapnya setelah melihat dokter keluar dari ruangan UGD.

“Kami belum memastikan, tapi untuk saat ini dia masih sangat membutukan perawatan yang sangat intensif” jelas dokter.

Vina hanya menangis dan tertunduk lemas. Berhari-hari Vina menunggu Anton, tapi kondisinya masih tetap saja. Sampai enam hari Anton belum menyadarkan dirinya, Vina kian cemas.

“Dokter, bagaimana keadaannya? Sampai sekarang dia belum sadarkan diri?”

“Iya, dan terpaksa kami akan melakukan operasi untuknya, tapi kami harus mencari donor darah terlebih dahulu”

“Maksud dokter?” mata Vina sudah berkaca-kaca, tak tahan melihat kondisi Anton seperti sekarang ini.

“Kami sudah mencoba mencari donor darah untuknya, tapi kami belum menemukannya”

“Apa golongan darah untuknya dok?”

“Dia bergolongan darah B, stock kami di rumah sakit tidak ada, kami juga mencoba mencari orang untuk menjadi donor darah, tapi tidak menemukan untuk golongan darah B,” Vina menghelas nafas panjang.

“Ambil darah ku, Dok, berapapun dibutuhkan untuk kesembuhan Anton, ambil saja, aku juga bergolongan darah B.” Operasi akan segera dijalankan, Vina pun harus membiayainya meskipun dia tahun PIN ATM milik Anton, tapi Vina menggunakan uangnya sendiri. Pengorbanan yang cukup tinggi untuk Anton, harta dan nyawanya kini serahkan hanya untuk kesembuhannya. Sebegitu besarkah cintanya untuk Anton?

Anton sudah mulai sembuh, tapi dokter menyarankan untuk berobat ke Jakarta, agar lebih baik dan bisa sembuh total. “Kapan kau pulang ke Makassar?” ucap Vina dengan mata yang berkaca-kaca, serasa begitu berat melepas keberangkatan Anton ke Jakarta.

“Secepatnya aku pasti akan kembali, aku juga pasti akan sangat merindukanmu,” jawabnya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hatinya. Vina tak tahan tuk menahan air matanya, ia pun terisak menangis, Anton mencoba menghapus air mata, dan memeluknya. Tapi isakan  tangis Vina tak bisa berhenti, dalam hatinya ia merasa akan terjadi sesuatu, tapi  entah apa itu.


***Bersambung ke Part - 2
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

Post a Comment for "Cinta yang Tak Sempurna #Part - 1"