Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Saatnya Belajar Menjadi Petani Millennial yang Sukses dan Penuh Berkah dari Kebun

Petani Millennial Mendapat berkah dari kebun

Menjadi petani ialah pekerjaan yang mulia. Benarkah begitu? Ya, menurut saya sangat tepat, karena seorang petani itu bukan hanya menanam lalu memanen, tapi juga menjual hasil panennya. Selain itu, hasil panennya juga bisa untuk memenuhi kebutuhan banyak orang. Sayangnya, nasib para petani tak semulia pekerjaannya. Masih banyak petani-petani di desa yang sering merugi, gagal panen dan lainnya.

Sehingga dari itu, banyak kawula muda yang enggan menjadi petani meskipun seorang sarjana pertanian, kebanyakan saat ini lebih memilih bekerja di kantoran. Untuk itu, perlu adanya upaya-upaya yang lebih jitu agar kaum millennial seperti saya tergerak untuk menjadi petani.

Tak mudah memang untuk memulai menanam, apalagi menjadi seorang petani. Meski bapak saya juga seorang petani, saya tidak langsung serta merta tertarik. Butuh waktu untuk menumbuhkan rasa cinta menanam. Belajar mencintai tanaman ialah langkah awal saya. Ya, akibat pandemi, karena sering di rumah saja yang lama-lama membosankan, akhirnya mencoba bercocok tanam di kebun. Entah itu sayuran, tanaman hias atau lainnya. Ternyata, lama-lama asyik juga untuk menanam.

Belajar Menjadi Petani Millennial Melalui Virtual Talkshow

Mendapat berkah dari kebun

Mencari ilmu ialah hal yang baik untuk memulai apapun, termasuk menjadi seorang petani. Terlebih saat ini cara belajar atau mendapatkan informasi sudah makin mudah. Salah satunya bisa mengikuti acara virtual/daring. Seperti halnya dengan sasya yang mengikuti talkshow Cerita Petani Millennial Mendapat Berkah dari Kebun, yang diselenggarakan oleh Demfarm.id pada hari Minggu, 28 November 2021, dan bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional.

Dalam acara talkshow tersebut, menghadirkan narasumber yang super keren, serta memberikan insight baru bagi saya tentang pertanian. Narasumber tersebut ialah:

  1. Soraya Cassandra (Mba Sandra), Founder Kebun Kumara
  2. Iqbal Adhipraya (Mas Iqbal), Petani Millennial asal Jember
  3. Adrian R.D Putera, Project Manager Program Makmur Pupuk Kalimantan Timur (PKT)

Acara yang dipandu oleh Mba Khairunnisa Nurrahmah ini sangat seru. Setidaknya ada 100 orang yang mengikuti, termasuk saya. Sebelum memasuki ke acara inti, yaitu informasi tentang menanam atau bertani dari para narasumber hebat, kita semua diajak menanam pohon bareng secara daring alias virtual tree planting.

Uniknya nih, dari Demfarm.id mengirimkan gardening kit kepada semua peserta. Tapi, kebetulan gardening kit saya belum sampai, jadi yang belum terima gardening kit-nya, boleh menunjukan tanaman yang dimilikinya. Bagi yang sudah menerima, mereka bersama-sama membuka gardening kit dan menanam bersama secara virtual. Ini beneran ramai banget. Saya sampai excited melihat peserta lain yang sudah terima gardening kit-nya.

Petani Millennial dan Mendapat Berkah dari Kebun

Virtual talkshow bareng demfarm.id

Memasuki acara inti di talkshow ini, nara sumber mulai bercerita tentang kisahnya seputar tanaman dan suksesnya menjadi petani millennial.

Yang Pertama, Mba Sandra, Founder Kebun Kumara. Dalam talkshow yang diadakan oleh Demfarm.id ini, Mba Sandra menyebutkan bahwa untuk menjadi petani millennial tidak harus memiliki lahan yang luas, melainkan bisa menanam dari rumah. Membuat kebun sendiri untuk menanam sayuran atau kebutuhan sehari-hari lainnya yang bisa ditanam.

“Kebun Kumara kami buat untuk mengajak lebih banyak Gen Z untuk memulai langkah kecil menjadi petani millennial di rumah sendiri dan membiasakan diri melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan bumi,” ungkapnya.

Selain itu, Mba Sandra juga membagikan tips berkebun agar terhindar dari binatang liar yang bisa merusak tanaman. Serta memberi saran kepada kita untuk menanam tumbuhan pengalih seperti kemangi, bunga basil atau tanaman lainnya yang wangi.

Dengan begitu berkah dari kebun makin terasa dan membuat segalanya indah. Karena berkebun juga memberikan kontribusi yang baik bagi bumi, yaitu tanaman yang kita tanam turut serta menyumbang oksigen yang kita hirup setiap hari.

Yang Kedua, Mas Iqbal, Perwakilan Petani Millennial binaan PKT. Mas Iqbal ini berasal dari Jember, Jawa Timur. Memaparkan memilih profesi menjadi petani di usia muda karena ingin mematahkan stigma buruk mengenai profesi petani. Saya mendengar kalimat tersebut langsung setuju, dalam hati saya bahagia banget. Karena selama ini, profesi petani hanya dianggap sebelah mata, bahkan hampir punah, karena kebanyakan hanya orang tua yang mau menjadi petani.

Bahkan Mas Iqbal juga menceritakan, bahwa menjadi petani millennial seperti saat ini, juga tidak mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang dilaluinya. Namun, dengan belajar dan terus belajar untuk mendapatkan ilmunya, serta mendapat binaan dari PKT, Mas Iqbal sukses menjadi petani millennial. Sampai saat ini, bisa panen empat kali dalam setahun dengan masa tanam 60 hari. Ini wow banget kan, Gengs? Serta sudah memiliki kelompok tani millennial yang jumlahnya sudah 100 orang petani.

“Menjadi petani adalah suatu pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan. Apalagi, kehadiran modernisasi turut memberi peluang besar untuk digarap generasi milenial demi mengambil ceruk pasar yang sangat potensial lewat inovasi dan terobosan segar,” terang Mas Iqbal dalam talkshow bareng Demfarm.id ini.

Yang Ketiga, Bapak Adrian R.D Putera, Project Manatger Program Makmur Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Menjelaskan tentang adanya Program Makmur PKT yang untuk memberi dukungan kepada semuanya agar bisa menjadi petani yang sukses. Salah satunya ialah Mas Iqbal yang sudah menjadi petani millennial.

Karena program makmur ini memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani. Di dalam ekosistem ini menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi, dan offtaker.

“Program Makmur kita laksanakan di sejumlah wilayah tanggungjawab distribusi PKT, seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Program ini juga merupakan upaya PKT dalam meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, dengan menciptakan ekosistem untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk petani millennial,” paparnya dalam talkshow yang diadakan oleh Demfarm.id pada Minggu, 28 November 2021.

Dari semua pemaparan narasumber yang dihadirkan oleh Demfarm.id ini sangat menarik. Membuat kita semua semangat lagi untuk menanam meski berskala kecil dari rumah. Dan diharapkan, kedepannya lahir petani-petani millennial yang sukses memajukan sektor pertanian Indonesia.

Menjadi Petani Millennial Bareng Demfarm.id

Jadi petani millennial bareng demfarm.id

Mungkin banyak yang belum tahu, apa itu sih Demfarm.id? Demfarm.ID merupakan platform atau website yang berisi informasi terkini tentang pertanian di Indonesia, tips bercocok tanam, hingga orang-orang yang telah sukses menjadi petani.

Bagi petani pemula seperti saya, bisa banget belajar di Demfarm.id, karena selain informasi yang terkini, juga ada e-book seputar ilmu pertanian yang bisa kita donwload. Sehingga, saat ini tidak ada alasan tidak bercocok tanam karena kurangnya ilmu. Hari ini, mencari ilmu sudah semakin dipermudah, ya.

Selain itu, ada juga program yang sedang didorong oleh Demfarm.id ialah Urban Farming. Ini salah satu program yang keren menurut saya, karena mengajak kita semua untuk memanfaatkan lahan yang ada meskipun terbatas untuk ditanami kebutuhan pangan atau tanaman lainnya, baik untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maupun untuk profesi dan bisnis.

Nah, teman-teman yang mau belajar menjadi petani millennial yang sukses, bisa banget belajar di Demfarm.id atau langsung kunjungi instagramnya di @demfarm.id .

Terima kasih sudah berkunjung, semoga bisa bermanfaat. :)
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

26 comments for "Saatnya Belajar Menjadi Petani Millennial yang Sukses dan Penuh Berkah dari Kebun"

  1. kereeen ya mba.. urban farmning memang sedang hits dan memang banyak manfaat yang bisa kita nikmati dari sini, sekaligue menghijaukan bumi juga yaa

    ReplyDelete
  2. Saya yg petani tapi bukan milenial dan jauh dari kata sukses merasa termotivasi juga nih dengan pengalamannya yang sangat menginspirasi.
    Semoga saya bisa ikutan mempraktikkan ilmunya. Meski bukan petani milenial tapi kalau suksesnya mau juga dong
    Hehehe

    ReplyDelete
  3. Berarti sebenarnya untuk menjadi petani milleniall itu bisa dimulai dari lingkungan rumah dan sekitarnya ya. Menanam apotek hidup aja di pekarangan udah bagus sekali. Tinggal menambah ilmu lalu praktekin deh. Apalagi aklau memiliki lahan luas, hasilnya bisa optimal dan menjada ladang usaha.

    ReplyDelete
  4. Dengan trendnya urban farming, banyak generasi muda yang mulai tertarik untuk bercocok tanam di lingkungan rumahnya, memanfaatkan lahan dan peralatan yang ada. Kalau mau belajar bertani, bisa ke denfarm.id saja ya mbak

    ReplyDelete
  5. Bangga daku sebagai bagian dari petani milenial!
    Dan sekarang alhamdulillah bisa ikutan sesekali di pembinaan mahasiswa tingkat akhir jurusan teknologi dan industri pertanian pula

    Memang - sekarang back to the basic Indonesian culture : PETANI!

    ReplyDelete
  6. Orang seangkatanku masih banyak yang memandang sebelah mata profesi petani. Padahal kalau pinter manajemennya sebenarnya profesi ini cukup menjanjikan ya. Apalagi kalau pupuk dan pestisidanya bisa bikin sendiri dari bahan organik gt.

    ReplyDelete
  7. Seru ya mba kegiatan berkebun ini, setuju banget kegiatan tanam-menanam minimal harus dimulai dari area rumah sendiri

    ReplyDelete
  8. wah iya, bisa aku ajak anakku buat intip IG nya
    biar dia tahu gambaran petani milenial itu seperti apa
    karena di sekolahnya diminta belanja gagasan tentang beragam profesi

    ReplyDelete
  9. Tetanggaku pasangan muda anak satu. Istrinya ngantor sampai saat ini, sementara suami memilih bekerja dari rumah sambil bertanam sayuran hidroponik, menjalankan pembibitan tanaman hias dan semua terkaitnya dari halaman mereka. Banyakan dijual online, maka kulihat kurir wara-wiri, terus katanya ikut pameran juga atau jualan temporary di ssebuah lokasi. Keren ini Demfarm id karena mengajak semua untuk memanfaatkan lahan yang ada meskipun terbatas untuk ditanami kebutuhan pangan atau tanaman lainnya, baik untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maupun untuk profesi dan bisnis.

    ReplyDelete
  10. Aku kemarin ikut zoomnya juga. Seneng karena dapat ilmu tentang bertani. Zaman sekarang memang jarang Nemu petani muda, termasuk aku sendiri. Itu sawah Bapak Ibu yang tanam. Pernah ikut dan pusing kepanasan. Sekarang coba dulu bertanam di rumah

    ReplyDelete
  11. Dengar ceritanya mas Iqbal saat kemarin webibar itu aku tuh takjub loh, karena memang gak banyak sekarang ini kaum milennial yang mau terjun langsung untuk bertani. Tapi mas Iqbal membuktikan hal itu dan hasilnya pun bikin wow banget ya.

    ReplyDelete
  12. Nah, ini cocok banget diikuti oleh teman saya yang dulu akhrnya memilih untuk balik pulang kampung mengurusi perkebunan keluarganya, dan ini menjadi inspirasi buat kampus juga, ternyata dia sukses, alhamdulillah

    ReplyDelete
  13. Bagus ya programnya, mendekatkan anak gen Z dengan dunia pertanian kita butuh petani-petani dengan teknologi keren dan inovatif karena kita negara agraris ya

    ReplyDelete
  14. Indonesia ini harusnya masyarakatnya dekat dengan dunia pertanian ya mb. Negara kita ini ditanami apa aja tumbuh

    ReplyDelete
  15. Di zaman kayak sekarang, petani juga milenial ya. Soalnya memang menggiurkan juga ya jadi petani zaman now.

    ReplyDelete
  16. Mbak, aku tuh entah kenapa belum dikasih tertarik bercocok tanam, padahal suka lihat beberapa temen yang udah bercocok tanam dan sepertinya seru.. haha. Apakah kalau baca-baca info di Demfarm.id hatiku jadi tergerak? :))

    ReplyDelete
  17. Teknologi juga terlibat di dunia pertanian yaa..
    Salut dengan perkembangan yang terjadi, semoga anak muda masa kini tidak malu lagi memiliki profesi petani. Karena para petani masa kini bisa mendapatkan berkah bila tekun dan sungguh-sungguh mengikuti zaman.

    ReplyDelete
  18. Urban farming ini solutif banget sebagai cara bercocok tanam di jaman modern dengan segala keterbatasn lahan. Kita masing-masing bisa memulai dari langkah kecil untuk bumi yang lebih baik, ye kaann..

    ReplyDelete
  19. Setuju dengan mba Sandra ya mba untuk jadi petani millenial ga perlu punya lahan luas akan etai di rumah juga bisa yah..

    ReplyDelete
  20. Memang butuh waktu dan latihan juga pembiasaan ya mbak buat cinta dan konsisten merawat tanaman. Kalau tahu ilmunya, bertani itu bikin cepet kaya hehehe

    ReplyDelete
  21. Sayangnya Kit belum sampai
    Sudah enggak sabar mau ikutan nanam juga
    Siapa tahu bisa jadi bekal untuk tidak jajan lagi hehe

    ReplyDelete
  22. setuju mbak. bertani itu susah. suamiku setahun ini mencoba bertani dengan bekerja sama dengan pemilik lahan. bukannya untung malah gagal melulu panennya

    ReplyDelete
  23. memang betul harus ada petani mileal yang mau maju dan menggunakan teknologi dan mandiri , karena selama ini petani terlalu banyak dibantu shg gak amndiri dan gak punya inisiatif untuk berkembang, makanya gitu2 saja

    ReplyDelete
  24. Habis ikutan acara ini jadi makin rajin buat berkebun sayuran di rumah. kemarin masih sebatas cabe, ke depannya pengen sayuran hijau. apalagi dapat gardening kit ada benihnya banyak

    ReplyDelete
  25. Perlu mencoba dulu biar tahu rasanya menanam, membesarkan dan menyayangi tanaman mbak. Duh, cupangku ada temennya jadinya mbak,

    ReplyDelete
  26. aku juga lagi suka berkebun, tapi hanya sebatas untuk healing dan hobi saja :D thanks for sharing, infonya menarik

    ReplyDelete