Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Drama Akibat Menggunakan Kacamata Minus

drama akibat menggunakan kacamata minus
Hallo, teman-teman, selamat datang di Oktober 2018 meskipun sudah mulai menginjak pertengahan. Kali ini saya sedang rindu menulis yang remeh-temeh, ringan-ringan saja sebagai bacaan sehari-hari. Itung-itung buat ngisi blog juga gitu dari pada berlumut dan berjamur tiada isi, lebih baik diisi dengan tulisan yang semoga saja bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya.

Aslinya ini saya mau curhat, kalau saya sekarang sudah pakai kacamata, sebenarnya enggak pernah terpikirkan sebelumnya kalau saya akan begini, harus pakai kacamata. Ya mungkin ini bisa jadi efek sering ngeledekin Pak Suami yang makai kacamata tebal.

Dari dulu saya itu selalu PeDe (percaya diri) kalau saya enggak akan pakai kacamata. Saya sangat yakin kalau mata saya akan sehat-sehat saja walau saya itu hoby sekali di depan computer (bukan hoby tapi pekerjaannya memang begini) dan tentunya sering menghabiskan waktu di depan gadget. Dan keyakinan itu terpotekan juga.


Awal Mula Mulai Minus


Awal pertama kali saya minus juga entah kapan, seingat saya dulu tahun 2009 saya periksa mata, dan mata saya masih dikategorikan normal. Seiring lambat laun saya belum pernah cek kesehatan mata. Paling kalau kelilipan atau kena serangga saya pakai obat tetes mata, dan itu bisa berhasil membuat mata cling lagi. Karena menurut saya tidak ada perubahan dalam pandangan, saya cuek-cuek saja dan menganggap mata saya tetap normal.


Tanda-tana Mata Minus


Ini sudah dari tahun lalu, tepatnya di bulan Oktober 2017. Saat itu saya lagi ada presentasi seputar blogging di Kedai Kebun. Ya, semacam pelatihan blog bagi teman-teman yang mau menjadi blogger gitu. Nah, pas itu teman saya yang sedang mengisi acara, terus saya duduk di bagian belakang, dan saya memperhatikan tulisan yang ada di layar lebar. Saya tanya sama Pak Suami, “Mas itu tulisannya kekecilan enggak?” dan dia menjawab, “Enggak, kenapa memang?” Sambil lalu saya cuma nyengir kuda ke Pak Suami, terus saya pinjam kacamatanya deh, “Eh iya ya, pakai kacamata Mas, tulisannya jelas banget,” celetuk saya. “Berarti kamu minus, tuh,” balas Suami. Dan lagi-lagi saya membantah kata-katanya. Dalam hati masih berkata, enggak mungkin aku minus, Mas.

kacamata minus

Hari berganti hari pun berlanjut ke tahun 2018. Di bulan Juli kemarin saya dan Pak Suami menonton film Mission Impossible : Fallout di bioskop. Tahu kan, film terkenal itu, yang dari awalnya saja sudah bikin deg-degan. Dan ya, niat ngereview film itu tinggal niat saja, tidak terlaksana. Film tersebut tentunya menggunakan terjemahan Bahasa Indonesia melalui tulisan. Kebetulan tulisannya itu warna putih.


Kalian tahu apa yang terjadi? Saya blass tidak bisa membaca tulisan terjemahannya, ngeblurrr brayyy.. Alhasil saya nonton film dengan sangat seksama sekali mendengarkan obrolan Bahasa Inggris. Ya jadinya cuma tahu garis besarnya saja apa yang mereka obrolin.

Kemudian di perjalanan dari bioskop menuju rumah, saya tanya-tanya lagi dong ke Pak Suami.
Mas, tadi tulisan obrolan di film jelas, gak?” tanya saya.
Jelas, kenapa?” balasnya.
Kok aku ngelihatnya ngeblur gitu ya?”
Udah dibilang kamu minus tapi gak percaya,” skakmat dah gue.

Mata minus untuk melihat tidak jelas

Untuk kesekian kalinya saya tidak mengindahkan kalimat dari orang yang paling bawel yang pernah saya temui di dunia ini. Saya tetap percaya diri, sampai akhirnya pada hari Sabtu, 25 September 2018, saya mengikuti Bimbingan Teknis Promosi Wisata Pasar Australia dan Oceania di Hotel Owabong; saya merasa aneh dengan pandangan saya. Kala itu saya duduk di urutan meja nomor dua dari depan. Jarak dari layar tidak jauh-jauh amat lah, tapi mengapa saya gak jelas dalam membaca presentasi yang ditampilkan di layar tersebut. Akhirnya saya coba shoot pakai kamera HP, kaget saya, karena dishoot pakai kamera, ternyata tulisannya jelas, cling, enggak burem, tapi kalau gak pakai kamera mata saya gak bisa melihat dengan jelas. “Wah, minus beneran dah ini,” gumamku lirih.


Terus pas pulang saya cerita sama Pak Suami kalau saya kayaknya udah minus, eh sama dia langsung dijawab, “Baru nyadar? Udah dibilangin dari tahun lalu juga,” lagi-lagi saya nyengir kuda aja, hihihihihihihihi.

Periksa Mata ke Dokter Mata


Dari kejadian tersebut, saya sadar kalau mata saya ini sudah tidak fit lagi seperti dulu. Jadinya pas hari Sabtu, 06 Oktober 2018 saya sempatkan ke dokter mata. Pemeriksaan berjalan tenang dan lancar, tapi yang bikin saya kaget minus mata dan kiri saya bedanya cukup jauh. Yang kanan 1,5 sedangkan yang kiri 2,5. Terus ditanyalah sama dokter, “Mba tidak merasa sakit apa minus udah gede gini tapi dibiarkan saja?”
periksa ke dokter mata
Bertemu dengan dokter mata pun saya harus sabar... no antrian 65, sedangkan yang dipanggil baru no. 41

Saya menggeleng saja, dan di dalam hati saya mengucapkan, bagaimana saya merasa sakit kepala akibat mata minus, karena beban hidup di kepala saya sudah terlalu tinggi, Dok. Wwkwkwk

Selanjutnya saya dikasih vitamin sama dibawa surat rujukan ke OPTIC KITA. Berhubung saya sok sibuk di hari Sabtu, saya ke toko kacamata di hari Minggu. Untungnya OPTIC KITA ini buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Lokasinya masih di Kota Purbalingga, tepatnya di Selatan Taman Usman Janatin.

Harga Kacamata Minus


Sampai di sini saya disambut oleh kedua Mbak-Mbak cantik yang melayani saya. Saya menyerahkan surat rujukan dari dokter kepada salah satu Mbak cantik yang tidak saya ketahui namanya. Kemudian saya coba pilih-pilih frame dan lensa. Saya sebetulnya pingin sekali frame yang model zaman sekarang gitu yang bulet dan gede, tapi mahal, Bo..! Jadi enggak jadi, saya pilih frame yang di bawahnya, untuk lensa dari dokter menyarankan saya untuk memakai blue lenses karena saya setiap hari di depan computer. Harga lensanya saja Rp 300.000, kemudian framenya saya pilih yang Rp 500.000 total satu kacamata Rp 800.000, tetapi saya bayar seharga Rp 680.000 karena sudah dikurangi dengan diskon.

biaya kacamata minus
Penampakan kacamata saya

Setelah saya mencocokan dengan lensa, saya bayar untuk pembelian kacamata tersebut. Dari pihak OPTIC KITA menyampaikan kalau kacamatanya akan jadi dua atau tiga hari kemudian, nanti kalau sudah jadi akan dikabari, katanya. Okay, saya tinggalkan nomor HP dan langsung pulang.

Terus, hari Selasa, 09 Oktober 2018 dari OPTIC KITA mengirim pesan kepada saya, memberitahukan kalau kacamatanya sudah bisa diambil. Okay, pulang kerja 16.30 WIB saya langsung meluncur ke sana. Dan ya, Alhamdulillah, kacamata saya baru. Dicoba sebentar terus saya masukan ke tas dan saya pulang ke rumah. Saya pakai di rumah dan drama pun mulai terjadi.

Saya memakai baru berapa menit langsung pusing. Kepala terhuyung-huyung, ditambah lagi perut mulas dan mual. Haduh, haduh, baru pakai kacamata tapi udah begini jadinya. Terus saya lepaslah itu kacamata. Setelah Pak Suami pulang kerja, saya tanya, “Mas, aku pakai kacamata kok langsung pusing ya?” tanyaku. “Ya iyalah, karena belum terbiasa, masih perlu adaptasi,” jawabnya.

kacamata minus baru
Sampai rumah langsung nyobain kacamata baru, rasanya aneh banget :D

Ya sih, kata yang menjual kacamatanya juga begitu, untuk pertama kali akan terasa pusing, apalagi minusnya ini langsung gede. Jadi kaget. Dan saya pun menggali informasi dengan cara tanya-tanya teman-teman melalui Instagram. Jadi, pertama kali pakai kacamata itu akan merasakan seperti hal-hal berikut ini:

1. Pusing / pening
2. Mual
3. Pandangan makin jelas
4. Pandangan seperti terzoom

Tambahan:

5. Tampak makin cantik
6. Tampak makin pintar
7. Jadi laper mata
8. Dunia makin tampak jernih

Itu beberapa respon teman-teman di Instagram Story saya, kebanyakan memang jawabnya pusing dan mual. Jadi ya, saya enggak merasa sendiri gitu mengalami masa penyesuaian pandangan dan efek ke kepala.


akhirnya pakai kacamata minus juga
Mulai adaptasi deh, lumayanlah.. pandangan gak ngeblur..

Namun, semua efek itu akan berangsur-angsur hilang, semoga saja cepat ya. Dan yang terpenting sekarang kalau saya lagi depan layar computer atau notebook mata juga terasa adem. Ada bedanya gitu, dulu rasanya pedes banget pas enggak pakai kacamata, sekarang adem, terus melihat bisa dengan jelas tanpa ngeblur. Dan saya harap, semoga saya bisa menurunkan minusnya ini. Syukur-syukur bisa normal lagi. Aamiin.. Terima kasih.
Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

1 comment for "Drama Akibat Menggunakan Kacamata Minus"

  1. Berbeda dengan kak Ery yang bermula sering meledek pak suami yang pakai kacamata duluan, kalau aku malah dari kecil punya keinginann pakai kacamata ..., saat itu dipikiranku kok kesannya keren pakai kacamata hahahaa ...

    Nah sekarang malah terbukti aku pakai kacamata plus karena dari kecil kesukaanku membaca sambil tidur2an ...
    Nyesel jadinya :(

    ReplyDelete