Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Selamat Hari Buruh Internasional : Sudahkah Kita Jadi Buruh yang Baik nan Bijak?

Hari ini, 01 Mei 2017. Yang di mana merupakan hari Buruh Internasional.

Berbagai acara atau kegiatan biasanya mewarnai layar kaca. Banyak di antara mereka yang mendemo untuk naik gaji atau UMK. (Hari ini saya belum lihat berita demo si karena mati listrik, mudah-mudahan gak ada).

Ya, dari tahun ke tahun begitu. Yang dipikirkan gaji naik, naik, dan naik. Gak munafik juga, saya pun senang kalau gaji naik. Tetapi, tuntutan gaji naik, apakah sudah sebanding dengan kinerja yang dilakukan? Loyalitas, dedikasi dan integras? Jangan hanya bertanya, "Emang perusahaan ngasih apa kita mesti loyal?"

Coba deh dibalik, "Kita berkontribusi apa biar perusahaan makin maju?"

Sama halnya dengan pertanyaan, "Apa yang telah kita berikan untuk negara?" Jangan hanya meng-judge pemerintah.

Okay, back to May Day. Jika tuntutan gaji diberikan, apakah kinerjanya makin meningkat? Tak dipikirkankah itu akan mengakibatkan cost atau biya kian membengkak? Dan imbasnya, biaya naik, hasil produksi (barang jadi-red) pasti juga akan naik harga. Harga barang-barang naik, kita juga yang kena imbasnya. "Sekarang kebutuhan harganya naik,"
Pasti komentarnya begitu.

Karena, kenaikan gaji atau upah minimum juga berkaitan erat dengan harga barang yang ada di pasar. Bahkan imbas juga ke kebutuhan pokok.

Dan yang paling miris, ketika tuntutan gaji yg naiknya gak kira-kira itu terealisasi bisa berakitabt fatal. Perusahaan bisa kolep karena cost atau biayanya terlalu tinggi. Siapa yang rugi? Para pekerja juga, kan?

Itu salah satu penyebab terjadinya PHK besar-besaran suatu perusahaan. So, thnik smart before do action.

Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa Buruh merupakan hal penting dalam suatu perusahaan. Karena para Buruhlah yang mengerjakan dan beroperasi untuk lajunya sebuah perusahaan.

Dan sebagai Buruh, bukan pula sesuatu yang nista. Biar bagaimanapun, kita tetap menjujung dan menghormati perusahaan yang telah menerima kita sebagai bagian keluarga besarnya. Dengan bekerja, memang belum tentu membuat kita kaya, tetapi dengan bekerja kita bisa mencukupi kebutuhan.

Selanat Hari Buruh Internasional, semoga kita makin sejahtera dan tidak ada demo lagi. Dan, jadilah Buruh yang beretika, memiliki wawasan dan pengetahuan, sehingga kita bekerja dengan cara dan sistem yang benar.

Eri Udiyawati
Eri Udiyawati Hallo, saya Eri Udiyawati. Seorang Perempuan yang suka menulis dan traveling. Blogger asal Purbalingga, Jawa Tengah. Suka menulis berbagai topik atau bahkan mereview produk. Email : eri.udiyawati@gmail.com | Instagram: @eryudya | Twitter: @EryUdya

2 comments for "Selamat Hari Buruh Internasional : Sudahkah Kita Jadi Buruh yang Baik nan Bijak?"

  1. selamat hari buruh internasional, saya juga buruh tapi suka ngeluh, padahal di sana banyak yang sedang memperjuangkan haknya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Ev.. saya juga masih sering mengeluh tentang kerjaan ini :(

      Delete